PROPOSAL
A. JUDUL PENELITIAN
Judul penelitian ini adalah Penggunaan Media Puzzle untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Terhadap Materi Keragaman Suku Bangsa di Indonesia di Kelas
V SDN Citaresmi Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.
B. BIDANG KAJIAN
Bidang kajian yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas yaitu mengenai
media pembelajaran yaitu dengan penggunaan Media Puzle untuk meningkatkan hasil
belajar siswa terhadap materi keragaman suku bangsa di Indonesia.
C. PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar adalah membantu seseorang untuk mempelajari
sesuatu. Artinya seorang yang sedang belajar harus dibantu oleh serang pengajar
karena dalam proses belajar mengajar ini tidak selalu berjalan mulus sebagaimana
mestinya, terkadang ditemui berbagai masalah yang merupakan tantangan dari tercapainya
keinginan untuk dapat mempelajari dan menguasai sesuatu tertentu melalui
sejumlah mata pelajaran tertentu.
Masalah dalam kegiatan belajar mengajar ini juga berlaku terhadap
pengajar-pengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sudah dinyatakan bahwa IPS sendiri
tidak bisa dilepaskan dan berkaitan erat dengan maslah masalah sosial atau
dengan kata lain dikatakan sebagai studi sosial. Karena IPS mempelajari di
antaranya gejala-gejala di lingkungan sosial dapat terjadi mengkaji sikap yang
tepat dalam mengatasi gejala-gejala yang terjadi tersebut.
Depdikbud (1999) menyebutkan bahwa: Tujuan utama program pendidikan
tersebut merupakan peserta didik sebagai anggota masyarakat dan warga negara
yang baik dan memberi dasar pengetahuan masing-masingnya untuk kelanjutan
pendidikan di atasnya.
Visi pendidikan IPS yaitu sebagai program pendidikan yang menitikberatkan
pada pengembangan individu siswa sebagai aktor sosial yang mampu mengambil Keputusan
yang benar dan sebagi warga negara yang cadas memiliki komitmen, bertanggung
jawab, dan partisipatif.
Misi IPS yaitu memanfaatkan konsep, prinsip dan metode-metode ilmu sosial
yaitu memanfaatkan konsep prinsip, metode-metode, ilmu-ilmu sosial, dan bidang
keilmuan untuk mengembangkan karakter aktor sosial dan warga negara yang baik.
Pembelajaran IPS yang dilakukan seorang guru kebanyakan hanya melakukan
transfer ilmu saja, di mana guru sebagai sumber informasi dan anak sebagai
pendengar setia degan didik dan mengerjakan pertanyaan saja. Kebanyakan yang
digunakan oleh seseorang guru dalam pembelajaran IPS hanya menggunakan metode
ceramah saja. Penggunaan metode ini membuat siswa menjadi pasif. Seorang siswa
berperan sebagai penerima ilmu saja tanpa lepas sampai ke akar permasalahan
sehingga anak tidak bisa berpikir akibat dibiasakan hanya saja menerimaimu saja
tanpa pengembangan dari ilmu tersebut sehingga anak tersebut tidak bisa berpikir
kritis.
Dengan demikian seorang guru tidak dikatakan salah menggunakan metode
ceramah dan bukan berarti metode ini harus dihentikan, akan tetapi ditunjang
dengan penggunaan model-model, media pembelajaran agar lebih besar manfaatnya
dan pembelajaran akan lebih bermakna dan waktu kita gunakan metode akan lebih
serasi sehingga metode ceramah akan lebih besar manfaatnya dan perlu digunakan.
Pada permulaan berlangsung guru menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan
materi ajar. Guru yang pandai tentunya dapat memikat perhatian peserta didik
bahkan merangsang mereka untuk berpikir.
Menurut Piaget (Dril, 1980:98, Budiman2006:106 Moh Ganjar:3) “Adalah benar
bahwa pembelajaran tidak harus berpusat pada guru, tetapi anak harus aktif
menemukan sesuatu yang dipelajarinya. Konsekuensinya materi yang dipelajari
harus menarik minat belajar peserta didik dan menantang sehingga mereka asyik
dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Kita simpulkan bahwa sangat dibutuhkan suatu bentuk pembelajaran lebih kreatif,
inovatif, dan kreatif yang dilakukan dengan konsisten dengan memperhatikan adanya
interaksi-interaksi belajar sehingga segala aspek kemampuan siswa dapat berkembangkan
dengan optimal. Pembelajaran ilmu dengan bentuk-bentuk perkembangan model yang
telah dirancang para ahli dapat menolong guru agar benar-benar tidak tergantung
model yang telah dirancang ahli dapat menolong guru agar benar-benar tidak
tergantung pada satu metode saja yaitu ceramah, dalam kaitannya dengan mengajar
IPS guru dapat mengembangkan model pengajaran yang dimaksud sebagai upaya
mempengaruhi perubahan yang baik dalam prilaku siswa tujuannya adalah untuk membantu
guru meningkatkan kemampuannya untuk lebih mengenal siswa dan menciptakan
lingkungan yang lebih bervariasi bagi kepentingan siswa belajar. Perencanaan pembelajaran
sangat penting membantu agar siswa mengkreasi menata dan mengorganisasi
pembelajaran sehingga memungkinkan peristiwa belajar terjadi dalam rangka
mencapai tujuan belajar tepat sasaran baik materi waktu pembelajaran.
Media pembelajaran dapat diterapkan pada bidang studi hendaknya dikemas
sesuai dengan hakiki pendidikan bidang studi tersebut. Namun secara filosofis
tujuan pembelajaran untuk memfasilitasi siswa pemenuhan dan pengembangan
suasana belajar, sehingga mampu melakukan oleh pikir, rasa dan raga dalam
memecahkan masalah kehidupan di dunia nyata.
Menurut Gagne mengertikan bahwa media sebagai jenis komponen dalam tingkatan
siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Berbagai kesimpulan dalam
pembelajaran IPS selain mengajarkan sikap minat nilai-nilai, bagaimana proses berpikir
yang tidak kalah penting dalam proses pembelajaran IPS mengajari bagaimana memahami
dengan menggunakan media pembelajaran siswa untuk belajar yakni tuntut berperan
aktif dalam proses pembelajaran karena media sebagai penyaluran bakat minat
pesan siswa guna mencapai tujuan pengajaran. Jadi jelas media pembelajaran sangat diperlukan untuk memicu proses belajar
secara efektif guna tercapai tujuan pembelajaran dan memecahkan masalah-masalah
yang terdapat di dalamnya hal ini sejalan dengan (AECT) mengatakan bahwa media pembelajaran
adalah suatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan dengan demikian pembelajaran
efektif karena materi cepat tersampaikan melalui media yang digunakan, macam-macam
media yang digunakan ialah seperti koran, majalah, silabsi, film, poster,
spanduk, puzle dll.
Jelas sekali bahwa dalam penggunaan berbagai model/ media peran guru
sangat besar untuk memahamkan siswa terhadap suatu konsep selain itu
pembelajaran konsep yang baik tidak hanya dipelajari dengan kata-kata yang
efeknya akan menimbulkan verbalisme dan bukan hanya pembawaan akan tetapi
gunakan sebanyak mungkin belajar mengonsultasikan media contohnya media puzzle
berdiskusi baik perorangan/ kelompok sehingga akan membantu guru untuk
memahamkan siswa terhadap suatau konsep waktu yang selama ini memang lazim
ditemui dalam kegiatan belajar mengajar IPS.
Sejalan dengan teori di atas bahwa memahamkan siswa terhadap sesuatu
konsep belum dijajankan dengan optimal dan dari studi lapangan di SD Citaresmi ini
teridentifikasi masalah-masalah belajar berhubungan dengan keragaman suku bangsa
di Indonesia adalah sebagai berikut.
1.
Kegiatan pembelajaran IPS mengangai keragaman suku bangsa
di Indonesia banyak diberikan dalam bentuk metode ceramah saja tanpa di dukung
oleh metode dan media yang lebih mengembangkan siswa menangkap pelajaran.
2.
Anak-anak sulut menyebutkan suku bangsa dan propinsinya
dengan tepat.
3.
Siswa tidak terlibat dalam pembelajaran aktif
dikarenakan guru menggunakan media yang membuat siswa tidak terlibat aktif
dalam pembelajaran.
4.
Kebiasaan membaca buku dan mengerjakan soal pada buku
teks rupanya membuat siswa aktif semangat untuk mengerjakan.
5.
Terdapat kubu-kubu kelompok pemisah yang menyebabkan
menimbulkan konflik fisi dan non fisik.
6.
Adanya perbedaan status sosial menyebabkan sebagian
siswa merasa tidak percaya diri untuk bergaul dengan temanya yang beda
tingkatan ekonomi yang lebih tinggi sehingga berefek pada kesiapan belajar
siswa.
7.
Jarang adanya interaksi guru dengan siswa lebih pada
pengajar bagian pembentukan berupa aspek keterampilan siswa.
8.
Hasil tes yang telah dilaksanakan setelah proses
belajar mengajar dengan mengacu pada pengolahan data melalui skoring yang
diolah kembali menjadi nilai dengan memperhatikan KKM di SD Caitaaresmi dengan
km 60 dengan jumlah siswa 26 yang mampu mencapai ketuntasan KKM hanya 7 orang.
Dari paparan data di atas dapat dipahami bahwa memang benar konsep
pembelajaran IPS belum dijalankan dengan optimal apalagi bila berkaitan dengan
keinginan tujuan mendeskripsikannya,
D. PERUMUSAN MASALAH DANPEMECAHANMASALAH
1.
Perumusan Masalah
Dengan menelaah latar belakang perlunya dilakukan media pembelajaran yang
sesuai untuk meningkatkan kemampuan siswa mendeskripsikan keragaman suku bangsa
di Indonesia dengan sesuai tersebut, dirasakan hal-hal sebagai berikut:
- Bagaimana perencanaan Media Puzle Tuansibang hingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi uang berkaitan
dengan keragaman suku bangsa di Indonesia dalam pembelajaran IPS?
- Bagaimana pelaksanaan tindakan menggunakan media Puzle
Tuansubang sebagi upaya meningkatkan hasil belajar siswa terhadap
keragaman suku bangsa dalam pembelajaran IPS
- Bagaimana peningkatan hasil belajar setelah
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan Puzle Tuansubang
2.
Pemecahan Masalah
untuk mengatasi sulitnya siswa memahami bahkan mendeskripsikan konsep
keragaman bagi anak usia sekolah dasar memang diperlukan adanya media atau
metode yang sesuai dengan pernyataan tersebut. Maka muncullah suatu metode yang
dianggap dapat menjadi salah satu kegiatan yang menarik serta mempermudah siswa
memahami keragaman siku bangsa sesuai dengan provinsinya untuk kemudian
mendeskripsikannya yaitu media puzle tuan subang. Selain sebagai upaya mengonkretkan
bahan ajar, media ini menganga dirancang agar dapat pula dikembangkan ke dalam pembelajaran
merangsang seluruh aspek kemampuan siswa terutama aspek afektif dan kognitifnya
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pertanyaan yang terdapat dalam perumusan masalah sebelumnya
maka penelitian ini
1.
Dapat memperbaiki prosedur pembelajaran dan
merencanakan penerapan Media Puzle Tuansibang sehingga dapat mengikatkan hasil belajar
saya terhadap materi-materi yang berkaitan dengan keragaman suku bangsa di
Indonesia terhadap pembelajaran IPS
2.
Dapat melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Media
Puzle Tuansuang sebagai upaya meningkatkan alhasil belajar terhadap materi yang
berkaitan dengan keragaman siku bangsa di Indonesia dalam pembelajaran IPS
3.
Dapat mengetahui berapa peningkatan hasil belajar siswa
setelah pelaksanaan tindakan dengan menggunakan Media Puzle Tuansubang
F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat
yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi siswa
a.
memudahkan siswa menyerap dan mencerna bahan ajar
karena materi yang diberikan dalam bentuk sederhana tetapi tidak melutut
peserta didik terlalu banyak membayangkan atau menghafal sehingga meningkatkan
kualitas berpikir.
b.
dapat memotivasi minat belajar karena pembelajaran
dilaksanakan dengan cara baru dan dapat menarik sehingga siswa tidak jenuh.
c.
dapat dioptimalkan siswa aspek kepribadian siswa, baik
afektif, kognitif, bahkan psikomotornya.
d.
dengan menggunakan Media Puzle Tuansubang memudahkan siswa
dalam memahami materi keragaman suku
bangsa di Indonesia.
2.
Bagi Guru atau Pendidikan
a.
Memudahkan memberikan pemahaman materi ajar karena
peserta didik lebih cepat mengerti jika dibandingkan dengan menggunakan metode
ceramah saja.
b.
Memberikan suasana baru dalam mengajar, sehingga
bersama sama dengan peserta didik dapat meneciptakan suasana semangat dan
bergairah
c.
Disadari atau tidak dapat mengembangkan keterampilan
mengajar yang akhirnya dapat meningkatkan harkat dan martabat guru sebagai
tenaga pendidik.
d.
Dapat meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran
di kelas dan dapat memperluas wawasan pengetahuan dan keterampilan mengenai
penggunaan media dengan menggunakan Puzle Tuansuban
3. Bagi
Sekolah
a.
Menjadikan tempat bernaung bagi peserta didik yang
tanggap kritis dan memiliki wawasan pengetahuan yang berkembangkan
b.
Sebagai tempat bagi tenaga-tenaga pendidik yang kreatif
dan inovatif sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan lulusan yang
berkualitas yang pada gilirannya akan meningkatkan harkat dan martabat sekolah.
4.
Bagi Peneliti
a.
Kritis terhadap berbagai masalah yang muncul dalam
dunia pendidikan serta mampu mencari solusi yang cocok diterapkan untuk
mengatasi segala permasalahan tersebut sehingga diri menjadi terus termotivasi.
b.
Sebagai sarana pelatihan pembinaan untuk menghadapi
berbagi masalah sesungguhnya yang kompleks kelak ketika menjadi tenaga pendidik
yang profesional.
c.
Sebagai jalan mendapatkan peran di lingkungan
pendidikan.
G. ATASAN ISTILAH
1.
Media Pembelajaran
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi kepada
penerima informasi (AECT) menatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan.
2.
Puzle
Puzlle adalah permainan acak gambar atau permainan bongkar pasang untuk
mengasah atau melatih otak.
3.
Hasil belajar
Adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian sikap-sikap
apresiasi dan keterampilan
4.
profesional adalah orang yang ahli di bidangnya.
5.
motivasi adalah dorongan atau hasrat dari dalam diri
seseorang.
H. HIPOTESIS TINDAKAN
Pembelajaran IPS sebaiknya dikembangkan berdansakan kepada beberapa
metode maupun media yang dianggap sesuai atau bahkan jika mungkin tepat, karena
dalam pembelajaran IPS dituntut adanya pemahaman dan ingatan cukup kiat karena IPS
sebagian besar adalah pembelajaran harus di hafal. Oleh karena itu di antaranya
dibutuhkan sesuatu metode dan model yang pas, hingga dari sekian banyak materi
yang harus dipahami dan diingat tersebut dibuat dalam bentuk lebih sederhana
tetapi mudah untuk dipahami dan dimengerti tentunya bukan suatu pekerjaan yang mudah
karena kecerdasan siswa usia sekolah dasar belum berkembang seperti orang
dewasa
Puzle Tuansubang diharapkan dapat menjadi salah satu media yang sesuai
itu memenuhi kebutuhan pembelajaran dalam rangka mengupayakan peningkatan hasil
belajar siswa terhadap materi keragaman suku bangsa di Indonesia di SD Citsremi.
Jika penggunaannya media Puzle Tuansubang ini dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran
IPS maka hasil belajar siswa terhadap materi keragaman suku bangsa di Indonesia
meningkat.
I. TENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
a.
Lokasi dalam penelitian ini di SDN Citaresmi Desa
Cilipung Kabupaten Sumedang. Diambil lokasi atau tempat ini pertimbangan
diskolah tersebut cukup strategis terletak di daerah berkembang untuk menjadi sekolah
yang bergantung termasuk upaya-upaya meningkatkan kualitas pendidikan.
b.
subjek penelitian ini adalah siswa SDN Ciraresmi kelas
desa Cilipung Kabupaten Sumedang pertimbangan penulis mengambil subjek
penelitian tersebut di mana siswa SDN Citaresemi siswanya berjumlah 26 orang
dirasa cukup ideal melaksanakan penelitian dengan memperhatikan macam kondisi
karakteristik siswanya.
c.
lamanya tindakan waktu untuk melaksanakan tindakan pada
pekan kedua Maret dan dijadwalkan selesai pada pekan kedua April dengan
mempertimbangkan pelaksanaan ujian sehingga dapat dilihat berbagai pertimbangan
perubahan yang terjadi setelah dilaksanakannya pembelajaran IPS menggunakan
media Puzle Tuansubang.
2. Metode Dan Desain Penelitian
a.
Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini termasak jenis penelitian Action Reaserch (penelitian tindakan) di
mana penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi yang belum ideal memecahkan
segala kesulitan-kesulitan untuk mengarahkan kepada hasil yang optimal menurut Susilo
at al (2009: Ganjar:20).
PTK dapat didefinisikan sebagi berikut proses investigasi terkendali yang
berdaur ulang dan berupa reflektif mandiri yang dilakukan perbaikan terhadap
sistem, cara kerja, proses, isi. Kompetensi atau situasi pembelajaran.
b.
Desain Penelitian
berdasarkan model penelitian spiral Kemis dan Mc Tagart (Susilo e.t al.) yang menyatakan langkah-langkah
pelaksanaan penelitian mencakup langkah
1)
Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan.
2)
Melaksanakan tindakan pengamatan dan mentoring.
3)
Menjelaskan hasil pengamatan
4)
Mengubah dan merevisi perencanaan untuk pengembangannya
penelitian tindakan ini hanya satu siklus terdiri dari 4 langkah yaitu
- Perencanaan
(Planing)
Tahap perencanaan merupakan tahap mempersiapkan segala keperluan yang
mungkin dibutuhkan dan harus ada selama penelitian dilaksanakan tahap ini juga
berbagai kendala memungkinkan terjadi persiapan segala antisipasinya
dari sumber Ayi
Suherman (2010 Penelitian Pendidikan Bandung Bantura) tahap PTK meliputi
a.
Rencana : rencana tindakan apa yang akan dilaksanakan
untuk memperbaiki meningkatkan atau perubahan prilaku sikap sebagai solusi.
b.
Tindakan : apa yang akan dilakukan oleh guru atau
peneliti sebagai upaya pengikatan perbaikan/ perubahan yang diinginkan.
c.
Observasi mengamati atas hasil atau dampak tindakan
yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
d.
Refleksi penelitian mengkaji, melihat dan
memperhitungkan atas hasild atau dampak dari berbagai kriteria.
- Pelaksanaan
Tindakan (Acting)
Pada tahap ini segala yang disiapkan pada tahap-tahap perencanaan
dilaksanakan dengan kata ain merupakan realisasi dari apa yang dudai
dipersiapkan pada tahap perencanaan
tahap pelaksanaan (akting) ini merupakan implementasi dari tahap
perencanaan ditunjang dengan teori pendidik dengan dang metode mengajar jadi
peran ganda guru di sini sebagai pelaksana pembelajaran dan sebagai peneliti aman
saat yang sama guru melakikan observasi dan penelitian terhadap peserta didikannya
jadi pada tahap ini jua berlangsung tahap observasi selanjutnya (Susila t al
209:34)
- Pengamatan (Observing)
Bersamaan dengan tahap tindakan data-data pelaksanaan tindakan dari
rencana yang sudah dibuat serta dampaknya terhadap hasil pembelajaran di
kumpulkan dengan instrumen sebagai alat bantu dengan mempertimbakan penggunaan
berbagai jenis instrumen kepentingan triangilasi dada Praboe (2001 ) menjalakan bahwa salah satu
kegiatan penting adalah proses pembelajarnya adalah pengamatan (observasi).
- Refleksi (Reflekting)
Arikunto (2009:19) mengatakan ini inti dari penelitian tindakan yaitu ketika
guru pelaku tindakan siapa mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal
yang dirasakan sudah berjalan baik dan bagaimana yang belum.
dengan refleksi yang akurat akan diperoleh masukan yang sangat berhafal
pagi penelitian langkah selanjutnya. Penelitian dengan menggunakan Puzle ini
dikarenakan berhasil jika hasil belajar siswa pada materi berkaitan dengan
keragaman suku bangsa di Indonesia menunjukkan hasil pembelajaran meningkatkan begitu
juga dengan pengonkretan keragaman suku bangsa dan budaya nampak sehingga
memudahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan mendeskripsikan keragaman suku
bangsa tertentu.
3. Prosedur Penelitian
prosedur penelitian tindakan ini berbentuk sebuah siklus yang akan berangung
lebih dari satu siklus atau lebih dari beberapa tindakan. Hal ini diketahui
dengan dicapai sebagaimana telah didesain dalam penelitian tindakan
a.
Tahap Perencanaan Tindakan
1)
meminta izin dari kepala sekolah SDN Citaresmi
2)
observasi dan wawancara terhadap tenaga pengajar di SDN
Citaresmi khususnya di kelas v untuk mendapatkan data awal kondisi terkait
dengan proses langkah belajar mengajar
3)
satelah diperoleh gambaran umum tantang keadaan sekolah
atau kelas beserta peserta didiknya maka selanjutnya adalah identifikasi
masalah
4)
menentukan masalah dari hasil observasi wawancara dan membagikan
n kuesioner kepada siswa terhadap kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran IPS.
5)
menentukan tindakan Media Puzle Tuansubang dalam
pembelajaran ini.
6)
merancang dan menerapkan instrumen pengumpulan data
pada setiap tahapan penelitian dengan menggunakan lembar observasi wawancara dan
tes hasil belajar disesuaikan dengan karakteristik media yang akan diterakan.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
tabel 1.1
Skenario Pembelajaran
KINERJA GURU
|
AKTIVITAS SISWA
|
1.
mengapersepsi materi
2.
menerangkan materi IPS keragaman suku bangsa di
Indonesia
3.
menerangkan pemainan puzle suku bangsa dengan
provinsinya dengan cemat
4.
bertanya kepada siswa sekiranya ada yang belum
dipahami aturan jelas
5.
menyuruh siswa mendeskripsikan salah satu keragaman
suku bangsa dan provinsinya
|
1.
memperhatikan pada guru menerangkan materi pelajaran
2.
mendeskripsikan beberapa keragaman suku bangsa pada
puzle.
3.
memasangkan/ menjodohkan gambar suku bangsa dengan
wilayah propinsinya dengan tepat
4.
siswa mendeskripsikan materi mengerjakan soal yang
diberikan
|
b.
Tahap Evaluasi.
1)
memberikan evaluasi.
2)
mengadakan koreksi perbaikan/ remedial.
3)
guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
c.
Tahap Observasi
segala yang terjadi selama pelaksanaan tindakan yaitu penerapan Media Puzle
dan pembelajaran IPS yang diamati. Baik itu kinerja guru/ aktivitas siswa
melalui instrumen yang telah direncanakan dari observasi maka dapat diidentifikasi
halal yang penting muncul selama pelaksanaan tindakan
Observasi merupakan pengamatan langsung menggunakan penglihatan, pencinta,
pendegaran dan jika perlu pengen cepat dan setidaknya dalam penelitian anda
mengundang setidaknya 3 observer dan dibuat data bentuk daftar chakc list (Maulana, 2009)
d.
Tahap Refleksi
Tahap ini merupakan pengkajian hasil daya yang telah diperoleh saat
observasi oleh pratkikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk memberikan makna
terhadap proses dan hasil perubahan yang telah dilakukan. Hasil dari replikasi
yang ada dijadikan bahan pertimbangannya untuk membuat perencananya dalam
siklus yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil dan penelitian,
karena menentukan refleksi akhir pembelajaran untuk mengevaluasi yang telah
dilakukan apakah sudah mencari target ataukah belum sehingga dapat
mendiskusikan hasil pelaksanaan dengan guru praktiskan dan rekan-rekan guru
untuk menentukan langkah-langkah berikut,
adapun kegiatan refleksi
dalam penelitian ini meliputi
- Mengecek kelengkapan data yang terjadi selama
proses pembelajaran. Yang terdiri dari data hasil pengamatan observasi
kinerja guru aktivitas siswa dan pedoman wawancara serta hasil belajar
siswa baik dalam menyebutkan keragaman suku bangsa di Indonesia maupun tes
tertulis.
- Mendiskusikan hasil pengempulan data antara guru,
peneliti dan kepala sekolah (pembimbing) berupa hasil nilai siswa hasil
pengamatan catatan lapangan dan lain-lain.
- Penyusunan kembali rencana tindakan yang dirumuskan
dalam skenario dalam pembelajaran mengacu pada hasil analisis data
tindakan sebelumnya.
J. INSTURMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
- Pedoman Wawancara
wawancara adalah suatu pengumpulan data fakta yang sering digunakan dalam
hal yang diinginkan wawancara dilakukan untuk melengkapi atau menjelaskan
maslah yang kurang terliput melalui observasi, wawancara berhasil apabila
petunjuk diperhatikan.
1)
Bersifat simpatik beperhatian menjadi pendengar yang
baik.
2)
Bersikap netral ( tidak mengungkap opini pribadi.
3)
Jangan tegang.
4)
Berilah dukungan bahwa pendapatnya itu penting dan ini
bukan ujian (Wiriaatmaja, 2009).
- Lembar Observasi
Menurut Prabowo (2010) menjelaskan bahwa salah satu kegiatan penting dalam
pembelajaran adalah observasi.
Observasi adalah salah satu alat pengumpulan data terpenting dalam
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan penglihatan penciuman pendengaran
perabaan jika perlu pengecapan.
- Tes hasil belajar
Ini digunakan untuk mengetahui tercapainya indikator tujuan penelitian
agar soal yang diperisapkan dapat menghasilkan bahan ulangan/ ukuran yang sahih
dan handal maka dalam mempersiapkannya harus memenuhi langkah-langkah berikut:
1)
menentukan pokok bahasan yang diujikan,
2)
menyusun kisi-kisinya,
3)
menuliskan soalnya,
4)
merakit soal menjadi perangkat tes,
5)
menyusun pedoman perskoran,
6)
dalam (Djuanda Dkk 2009),
K. DATA DAN SUMBER DATA
Data penelitian ini merupakan data kualitatif dan kuantitatif yang
terkumpul dai berbagai instrumen penelitian yang diperoleh dari berbagai
instrumen peneliti yang diperoleh dari hasil observasi wawancara dan tes yang
dilaksanakan terhadap siswa kelas v SDN 1 Citaresmi kecamatan Sumedang selatan
kabupaten Sumedang yang berkaitan dengan menyebutkan keragaman suku bangsa di
Indonesia.
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah guru dan siswa
kelas V SDN Citaremi Kecamatan Sumedang selatan kabupaten Sumedang.
L. VALIDASI DATA
Validasi data merupakan instrumen untuk mengecek keabsahan data. Dapat
pula diartikan sebagai derajat kedekatan hasil pengukuran dengan keadaan yang
sebenarnya bukan masalah sama sekali benar atau seutuhnya salah hal ini juga
menjadi awal dari penelitian ini.
Karena mengingat adanya kedekatan hasil pengukuran dengan kenyataan yang
sesungguhnya seperti pada paparan di atas, maka penting sekali menentukan
teknik yang sesuai dengan karakteristik instrumen keakuratan datanya.
Teknik validasi data yang akan digunakan penelitian ini mengacu pada pendapat Hopkin (Wiriaatmadja) untuk mengetahui
sebuah data dapat Menggunakan
a.
Triangulasi
yakni memeriksa keberaan data yang diperoleh penelitian dengan membantingkan
terhadap hasil yang diperoleh mitra penelitian secara kolaboratif.
b.
Memeber chack
yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang
diperoleh selama kegiatan observasi atau wawancara dari nara sumber (guru ,
siswa kepala sekolah dan lain-lain) dengan cara mengonfirmasikannya dengan guru
dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindakan kegiatan tersebut
dimaksud untuk mengetahui ataukah keterangan informasi/ penjelasan itu tetap
sifatnya/ tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya data itu
terperiksa.
c.
Audit trail
yakni mengecek kebenaran prosedur metode pengumpulan data dengan cara
mendiskusikannya dengan pembimbing untuk memeriksa apakah PTK yang dilaksanakan
sudah sesuai prosedur penelitian ilmiah yang dilakukan.
d.
Exspert opinion
yaitu dengan meminta nasihat kepada pakar khususnya yang menguasai kajian
penelitian yang sedang dilakukan adalah hal ini pakar yang dimaksudkan adalah
pembimbing penelitian yang akan memeriksa semua kegiatan penelitian dan
memberikan arahan-arahan terhadap maslah penelitian.
M. DAFTAR PUSTAKA
Sagala, S. (2005).
Konsep Dan Makna Pembelajaran.
Bandung: Alfabet.
Trianto. (2010).
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
Progresif Jakarta: Kencana Perenda Media Goup.
Bakri, S (2002) Strategi Belajar Mengajar Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Tim Penyusun
Kamus. (2003). Kamus Besar Bahasa
Indonesia Jakarta: Balai Pustaka.
Djuanda, D M.Pd.
dkk (2009) Model Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Sumedang.
Wriaaatmadja, R
(2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas.
Bandung: Pt Remaja Rosda Karya.
Maulana, (2009) Memahami Hakikat Variabel dan Instrumen
Penelitian Pendidikan dengan Benar Bandung:---------------
Suherman, A. (2010)
Penelitian Pendidikan Bandung: CV
Bintang Warkatika