DESKRIPSI UMUM
Fisiografi
Sebagian
besar wilayah Brunei Darussalam terdiri dari dataran. Bagian pantai berupa
rawa-rawa dengan hutan bakau, tetapi makin jauh ke pedalaman tanah makin
berbukit-bukit dengan ketinggian kurang dari 100 m. Di perbatasan dengan
Sarawak terdapat daerah berbukit-bukit dengan ketinggian di atas 300 m.
Brunei Darussalam
bagian Timur lebih tinggi daripada bagian Barat. Di ujung Selatan daerah
Temburong terdapat sebuah bukit bernama Bukit Pagon (1.850 m). Di Brunei
Darussalam Barat terdapat tiga sungai yang besar, yakni Sungai Belait, Sungai
Tutong, dan Sungai Brunei. Sungai terpanjang adalah Sungai Belait dan yang
terpendek adalah Sungai Brunei. Brunei Darussalam beriklim tropis. Suhu
rata-rata 24°-31° C. Daerah pantai dan dataran rendah menerima hujan sebanyak
2.500 mm per tahun, sedang di daerah berbukit-bukit di Selatan curah hujan
tercatat sebanyak 4.000 mm per tahun. Musim hujan jatuh pada bulan November-Mei
dan musim kemarau pada bulan Juni-Agustus.
Kira-kira 20% hutan Negara ini sudah ditebangi untuk
pertanian. Tetapi masih ada sekitar 43% wilayah yang tertutup hutan basah
tropis dengan berbagai jenis kayu keras. Di sepanjang pantai tumbuh pohon
Casuarina yang digunakan sebagai tanaman pelindung, sedang di daratan yang
tidak banyak mendapat pengairan terdapat hutan jati dan hutan bakau.
Penduduk
Pada
tahun 1981 jumlah penduduk Brunei Darussalam tercatat sebanyak 200.000 jiwa,
enam tahun kemudian menjadi 232.600, dan saat ini naik menjadi 268.000.
Pertambahan ini terutama disebabkan oleh banyaknya pendatang yang bekerja di
perusahaan minyak negara ini.
Sebagian besar penduduk tinggal di kota, terutama Ibu Kota
Bandar Seri Begawan, Seria, dan Kuala Belait, yang lain mendiami lembah-lembah
di sepanjang sungai.
Mayoritas penduduk merupakan suku Melayu dan “Para Melayu”
(Melanau, Kedayan, Bisayah, Beluit, dan Bukit), penduduk asli, yang mencakup
suku Daya Barat, Iban, Murut, Kelabit, dan Dusun, hanya sedikit. Komposisi
kelompok etnik tercatat sebagai berikut: Melayu (69%), China (18%), penduduk
pribumi lain (5%), dan selebihnya kelompok etnik lain. Hampir dua pertiga dari
seluruh penduduk menganut agama Islam, agama resmi di negeri ini. Kelompok
agama minoritas yang terbesar adalah Budha dan Kristen.
Brunei Darussalam tergolong Negara makmur. Kegiatan social
berkembang dengan baik. Untuk mereka yang cukup umur, cacat, dan sakit
disediakan dana khusus. Pelayanan medis menggunakan “Dokter-Terbang” dan
“Apotik-Keliling” untuk memberikan pelayanan sampai ke desa-desa.
Lebih dari 85% penduduk yan berusia 15 tahun ke atas sudah
bebas dari buta aksara. Pada tingkat dasar dan menengah, pendidikan diberikan
dalam bahasa Melayu (bahasa resmi), Inggris, dan China. Pendidikan dasar
dibebaskan dari biaya. Bagi anak-anak sekolah dari daerah terpencil diberikan
pondokan dan transport gratis. Perguruan tinggi pertama di negeri ini, yaitu
Universitas Brunei Darussalam, didirkan pada tahun 1985.
Ekonomi
Ekonomi
Brunei Darussalam bertumpu pada ekspor hasil minyak bumi. Dari ekspor per
tahun, Brunei Darussalam berhasil mengumpulkan pemasukan Negara sebesar
kira-kira Br$ 6,5 milyar (minyak mentah 54%, gas alam 43%, ekstrasi minyak
1,5%, dan lain-lain 1,5%). Ladang minyak terbesar terdapat di Seria dan lepas pantai
Kuala Belait, Ampar dan Jerudong. Sebagian besar minyak mentah disalurkan
melalui pipa ke pabrik penyulingan di Miri dan Lutong (Sarawak). Hasilnya di
ekspor ke berbagai Negara, di antaranya Jepang, Thailand, Singapura, Amerika
Serikat, dan Korea Selatan.
Hasil pertanian kebanyakan digunakan untuk konsumsi dalam
negeri, begitu pula hasil perikanan dan peternakan. Tanaman terutama di Brunei
Darussalam adalah padi, tetapi tidak sedikit penduduk yang menanam jagung,
kelapa, dan sagu. Industri belum begitu berkembang. Oleh sebab itu,
barang-barang seperti tekstil, mesin-mesin pertanian, alat transportasi dan
bahan-bahan pangan harus diimpor, antara lain dari Singapura, Jepang, Amerika
Serikat, Inggris, Jerman, Thailand, Australia, dan Taiwan.
No comments:
Post a Comment