DESKRIPSI UMUM
Fisiografi
Singapura
terletak di selatan Semenanjung Malaka dan terdiri dari sejumlah pulau. Di
samping pulau utama (Pulau Singapura), terdapat sekitar 50 pulau kecil Pulau
Singapura berukuran panjang 41,8 km dan lebar 22,9 km. Pulau-pulau lainnya jauh
lebih kecil dan sekitar separo di antaranya tidak begitu berarti, yang terbesar
adalah Pulau Tekong Besar (17,9 km2), Pulau Ubin (10,1 km2),
Pulau Sentosa (3,5 km2), dan Pulau Ayer Chawan (2,2 km2).
Kepulauan ini terpisah dari Semenanjung Malaka oleh Selat Johor, namun Pulau
Singapura dihubungkan dengan tanah semenanjung itu oleh jalan raya, jalan
kereta api, dan saluran pipa sepanjang 1,5 km.
Pulau Singapura berbentuk sebuah
ketupat. Tanahnya rendah dan bergelombang, dengan beberapa bukit di sebelah
Barat Laut dan daerah berawa-rawa di sebelah Barat Daya. Sungai-sungai kecil
dan pendek mengalir dari daerah perbukitan ke pantai, kecuali di sebelah
Selatan. Di sebelah selatan, Singapura memiliki pelabuhan alam yang terlindung
oleh dua pulau lepas pantai.
Singapura terletak kira-kira 130 km
di Utara garis khatulistiwa. Suhu rata-rata tercatat 26° C, dengan pergeseran
hanya sekitar 1,4° C. Meskipun demikian negeri ini mengalami tiga musim yang
berbeda satu sama lain, musim hujan yang sejuk (November–Maret) mempunyai
hubungan dengan angin musim Timur Laut, musim kemarau yang panas (April–September)
mempunyai hubungan dengan angin musim Barat Daya, musim pancaroba (September –
November) diwarnai oleh perubahan cuaca yang terjadi secara mendadak. Curah
hujan rata-rata 2.500 mm per tahun. Hujan paling lebat rurun dalam bulan
Desember dan paling jarang dalam bulan Agustus. Kelembaban nisbi sangat tinggi
(sekitar 80%) sepanjang tahun.
Tumbuhan alami Singapura, yang dulu terdiri dari hutan tropis
dan hutan bakau, sekarang sudah habis dibuka untuk perluasan kota, industri
atau pertanian. Kini hutan di negeri ini tinggal sekitar 5 persen dari seluruh
wilayahnya. Sejumlah tumbuhan khas yang sangat indah masih dapat dijumpai di
kedua cagar alamnya (Catchment Area
Reserve dan Pandan Nature Reserve).
Penduduk
Singapura
merupakan salah satu negara terpadat di dunia (4.370/km2), mengingat
luasnya hanya sekitar 622 km2, karena wilayahnya begitu terbatas,
daratannya terus diperluas dengan menimbuni tepi pantai. Pantai Seraya,
misalnya diperluas sampai 1,9 km2 pada tahun 1979 dengan
menggabungkannya dengan Pantai Sebunus Dalam dan Pantai Sebunus Luar. Antara
tahun 1966 dan 1977 saja tanah reklamasi mencapai 1.165 ha.
Pemukiman penduduk dipusatkan di kompleks apartemen yang
menjulang tinggi. Semua kota satelit baru dibangun sebagai suatu kota yang
dapat memenuhi kebutuhan sendiri tidak jauh dari pusat pemukiman penduduk
dibangun sekolah, pusat perbelanjaan, tempat oleh raga, pusat hiburan, dan
taman rekreasi. Perumahan rakyat ini dikelola oleh Badan Pembangunan dan
Perumahan Singapura.
Kelompok Etnik dan Bahas
Tidak
kurang dari 77% penduduknya adalah orang China. Orang Melayu hanya sekitar 15%.
Sisanya adalah orang India (7%, termasuk orang Sri Lanka) serta orang Eropa
(termasuk orang Eurasia) dan lain-lain (1%).
Pemerintah Singapura bertekad untuk menggunakan berbagai
bahasa untuk kepentingan semua warganya, dengan memelihara toleransi dan sikap
menghormati pihak lain sebagai landasan bagi identitas rakyat Singapura. Bahasa
Inggris Melayu, Mandarin, dan Tamil, semuanya mendapat kedudukan resmi dan
derajat yang sama. Semakin banyak penduduk yang mampu berbahasa Inggris karena
pemerintah menganjurkan orang tua murid untuk memasukkan anaknya ke
sekolah-sekolah yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
Agama
Kong
Hu Cu, Budha, Tao, agama Kristen, semuanya memiliki pemeluk di kalangan orang
China Singapura. Orang Melayu umumnya menganut agama Islam. Orang India, Sri
Lanka, dan Pakistan kebanyakan menganut agama hindu atau Islam. Sedangkan orang
Eropa, Eurasia, dan lain-lain, kebanyakan beragama Kristen.
Ekonomi
Perdagangan
merupakan salah satu tumpuan perekonomian Singapura. Sektor ini merupakan suatu
kekuatan luar biasa, hanya dalam tempo beberapa dekade, perdagangan telah
berhasil mengubah Singapura dari desa nelayan menjadi sebuah Negara makmur.
Dengan perdagangan bebasnya, Singapura berdagang dengan hampir semua Negara di
dunia. Lokasinya strategis dan keadaan ekonomi politiknya stabil, semuanya itu
mendorong para pengusaha dari berbagai Negara untuk memilih Singapura sebagai
pusat distribusi berbagai produk atau pangkalan operasi pelayanan ke
negara-negara lain. Transportasi dan jaringan komunikasi yang memadai,
perbankan, pergudangan, dan pelayanan asuransi, semua menyokong pengembangan
perdagangan di negara ini.
Tanah di Singapura sangat sempit dan sumber daya alamnya
sangat terbatas. Tanah pertaniannya sangat terbatas, hanya kira-kira 3% dari
tanahnya yang digunakan untuk pertanian. Walaupun demikian, Singapura mampu
mencukupi kebutuhan dalam negeri akan telur ayam sebesar 100%, daging babi 95%,
unggas 70%, ikan 25%, dan sayur mayor 25%.
Singapura mampu menghasilkan sejumlah kebutuhan dalam negeri
akan makanan segar melalui perkebunan intensif. Pertanian tradisional, yakni
pertanian campuran berskala kecil, sudah ditinggalkan karena dianggap tidak ekonomis
dan tidak praktis. Kini perkebunan sudah diorganisasikan atas unit-unit khusus
yang dipacu untuk bersaing.
Dengan mengintensifkan perkebunan-perkebunan, jumlah
perkebunan menjadi berkurang. Untuk mampu menjaga sampai bahan makanan segar
sendiri, 3.300 ha. Lebih dari daratannya dikhususkan untuk perkebunan
permanent. Beberapa proyek komersial telah ditetapkan untuk daerah ini meliputi
peternakan babi, perkebunan hidroponik, perkebunan jamur, anggrek dan bunga
lainnya, pusat ekspor ikan dan tempat pengembang biakan ikan.
No comments:
Post a Comment