Saturday, May 30, 2015

Geografi Regional Singapura

DESKRIPSI UMUM

Fisiografi
Singapura terletak di selatan Semenanjung Malaka dan terdiri dari sejumlah pulau. Di samping pulau utama (Pulau Singapura), terdapat sekitar 50 pulau kecil Pulau Singapura berukuran panjang 41,8 km dan lebar 22,9 km. Pulau-pulau lainnya jauh lebih kecil dan sekitar separo di antaranya tidak begitu berarti, yang terbesar adalah Pulau Tekong Besar (17,9 km2), Pulau Ubin (10,1 km2), Pulau Sentosa (3,5 km2), dan Pulau Ayer Chawan (2,2 km2). Kepulauan ini terpisah dari Semenanjung Malaka oleh Selat Johor, namun Pulau Singapura dihubungkan dengan tanah semenanjung itu oleh jalan raya, jalan kereta api, dan saluran pipa sepanjang 1,5 km.
            Pulau Singapura berbentuk sebuah ketupat. Tanahnya rendah dan bergelombang, dengan beberapa bukit di sebelah Barat Laut dan daerah berawa-rawa di sebelah Barat Daya. Sungai-sungai kecil dan pendek mengalir dari daerah perbukitan ke pantai, kecuali di sebelah Selatan. Di sebelah selatan, Singapura memiliki pelabuhan alam yang terlindung oleh dua pulau lepas pantai.
            Singapura terletak kira-kira 130 km di Utara garis khatulistiwa. Suhu rata-rata tercatat 26° C, dengan pergeseran hanya sekitar 1,4° C. Meskipun demikian negeri ini mengalami tiga musim yang berbeda satu sama lain, musim hujan yang sejuk (November–Maret) mempunyai hubungan dengan angin musim Timur Laut, musim kemarau yang panas (April–September) mempunyai hubungan dengan angin musim Barat Daya, musim pancaroba (September – November) diwarnai oleh perubahan cuaca yang terjadi secara mendadak. Curah hujan rata-rata 2.500 mm per tahun. Hujan paling lebat rurun dalam bulan Desember dan paling jarang dalam bulan Agustus. Kelembaban nisbi sangat tinggi (sekitar 80%) sepanjang tahun.
Tumbuhan alami Singapura, yang dulu terdiri dari hutan tropis dan hutan bakau, sekarang sudah habis dibuka untuk perluasan kota, industri atau pertanian. Kini hutan di negeri ini tinggal sekitar 5 persen dari seluruh wilayahnya. Sejumlah tumbuhan khas yang sangat indah masih dapat dijumpai di kedua cagar alamnya (Catchment Area Reserve dan Pandan Nature Reserve).
Penduduk   
Singapura merupakan salah satu negara terpadat di dunia (4.370/km2), mengingat luasnya hanya sekitar 622 km2, karena wilayahnya begitu terbatas, daratannya terus diperluas dengan menimbuni tepi pantai. Pantai Seraya, misalnya diperluas sampai 1,9 km2 pada tahun 1979 dengan menggabungkannya dengan Pantai Sebunus Dalam dan Pantai Sebunus Luar. Antara tahun 1966 dan 1977 saja tanah reklamasi mencapai 1.165 ha.
Pemukiman penduduk dipusatkan di kompleks apartemen yang menjulang tinggi. Semua kota satelit baru dibangun sebagai suatu kota yang dapat memenuhi kebutuhan sendiri tidak jauh dari pusat pemukiman penduduk dibangun sekolah, pusat perbelanjaan, tempat oleh raga, pusat hiburan, dan taman rekreasi. Perumahan rakyat ini dikelola oleh Badan Pembangunan dan Perumahan Singapura.
 Kelompok Etnik dan Bahas
Tidak kurang dari 77% penduduknya adalah orang China. Orang Melayu hanya sekitar 15%. Sisanya adalah orang India (7%, termasuk orang Sri Lanka) serta orang Eropa (termasuk orang Eurasia) dan lain-lain (1%).
Pemerintah Singapura bertekad untuk menggunakan berbagai bahasa untuk kepentingan semua warganya, dengan memelihara toleransi dan sikap menghormati pihak lain sebagai landasan bagi identitas rakyat Singapura. Bahasa Inggris Melayu, Mandarin, dan Tamil, semuanya mendapat kedudukan resmi dan derajat yang sama. Semakin banyak penduduk yang mampu berbahasa Inggris karena pemerintah menganjurkan orang tua murid untuk memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
Agama
Kong Hu Cu, Budha, Tao, agama Kristen, semuanya memiliki pemeluk di kalangan orang China Singapura. Orang Melayu umumnya menganut agama Islam. Orang India, Sri Lanka, dan Pakistan kebanyakan menganut agama hindu atau Islam. Sedangkan orang Eropa, Eurasia, dan lain-lain, kebanyakan beragama Kristen.
Ekonomi
Perdagangan merupakan salah satu tumpuan perekonomian Singapura. Sektor ini merupakan suatu kekuatan luar biasa, hanya dalam tempo beberapa dekade, perdagangan telah berhasil mengubah Singapura dari desa nelayan menjadi sebuah Negara makmur. Dengan perdagangan bebasnya, Singapura berdagang dengan hampir semua Negara di dunia. Lokasinya strategis dan keadaan ekonomi politiknya stabil, semuanya itu mendorong para pengusaha dari berbagai Negara untuk memilih Singapura sebagai pusat distribusi berbagai produk atau pangkalan operasi pelayanan ke negara-negara lain. Transportasi dan jaringan komunikasi yang memadai, perbankan, pergudangan, dan pelayanan asuransi, semua menyokong pengembangan perdagangan di negara ini.
Tanah di Singapura sangat sempit dan sumber daya alamnya sangat terbatas. Tanah pertaniannya sangat terbatas, hanya kira-kira 3% dari tanahnya yang digunakan untuk pertanian. Walaupun demikian, Singapura mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri akan telur ayam sebesar 100%, daging babi 95%, unggas 70%, ikan 25%, dan sayur mayor 25%.
Singapura mampu menghasilkan sejumlah kebutuhan dalam negeri akan makanan segar melalui perkebunan intensif. Pertanian tradisional, yakni pertanian campuran berskala kecil, sudah ditinggalkan karena dianggap tidak ekonomis dan tidak praktis. Kini perkebunan sudah diorganisasikan atas unit-unit khusus yang dipacu untuk bersaing.

Dengan mengintensifkan perkebunan-perkebunan, jumlah perkebunan menjadi berkurang. Untuk mampu menjaga sampai bahan makanan segar sendiri, 3.300 ha. Lebih dari daratannya dikhususkan untuk perkebunan permanent. Beberapa proyek komersial telah ditetapkan untuk daerah ini meliputi peternakan babi, perkebunan hidroponik, perkebunan jamur, anggrek dan bunga lainnya, pusat ekspor ikan dan tempat pengembang biakan ikan.

No comments: