Friday, June 5, 2015

DI MANA DAN MENGAPA TERJADI GEMPA BUMI?

Ilmuwan telah mengembangkan sebuah teori yang disebut lempeng tektonik yang menjelaskan mengapa terjadi proses gempa bumi.
Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudra.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth's mantle). Kerak benua dan kerak samudra, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudra lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua.
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan.

Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.
Lempeng Tektonik
Pasifik
Arab
Amerika Utara
Philipina
Eurasia
Fiji
Afrika
Juan de Fuka
Antartika
Karibia
Indo-Australia
Kokos
Amerika Selatan
Nazka
India
Skotia

Pergerakan Lempeng (Plate Movement)

Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) di mana tiga lempeng kerak bertemu.
1.      Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling menjauh (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
2.      Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
Wilayah di mana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunungapi (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
3.      Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault). 

Thursday, June 4, 2015

GELOMBANG GEMPA

Ketika sebuah gempabumi terjadi, batuan akan pecah dengan kekuatan yang sangat besar dan melepaskan energi rambatan dalam bentuk getaran yang disebut gelombang seismik. Gelombang seismik keluar dari fokus gempabumi ke segala arah. Ketika gelombang rambatan menjauh dari fokus, kekuatannya akan melemah. Untuk itulah, pada umumnya tanah akan kurang bergetar apabila menjauh dari fokus.
Terdapat 2 jenis gelombang seismik utama yaitu gelombang utama dan gelombang perpermukaan. Gelombang utama adalah gelombang seismik tercepat yang bergerak melalui bumi. Gelombang permukaan adalah gelombang yang lebih lambat dan bergerak di sepanjang permukaan bumi.
Gelombang Utama
Gelombang utama cenderung menyebabkan kerusakan gempabumi. Terdapat 2 jenis gelombang utama yaitu gelombang kompresional dan gelombang penggunting. Ketika gelombang merambat di dalam bumi, partikel-partikel batuan akan bergerak ke segala arah. Gelombang kompresional akan mendorong dan menarik batuan. Gelombang ini menyebabkan gedung-gedung dan struktur bangunan lainnya akan mengerut dan mengembang. Gelombang penggunting akan membuat batuan tertekuk atau bergeser dari satu sisi ke sisi yang lain, dan kemudian bangunan akan berguncang. Gelombang kompresional mampu merambat pada batuan yang solid, cairan, atau gas sekalipun. Akan tetapi, gelombang penggunting hanya bisa merambat pada batuan yang solid.

Gelombang kompresional merupakan gelombang seismik tercepat dan tiba kali pertama di sebuah titik. Untuk alasan itulah, gelombang kompresional juga disebut gelombang primer (P). Gelombang penggunting yang merambat lebih lambat dan tiba kemudian disebut gelombang sekunder (S).
Gelombang P atau gelombang mampatan (compression wave), adalah gelombang longitudinal yang arah gerakannya sejajar dengan arah perambatan gelombang. Ini merupakan gelombang seismik tercepat yang merambat di sela-sela bebatuan dengan kecepatan 6-7 km per/detik.
Gelombang S atau gelombang rincih (shear wave), adalah gelombang transversal yang arah gerakannya tegak lurus dengan arah perambatan gelombang. Gelombang seismik ini merambat di sela-sela bebatuan dengan kecepatan sekitar 3,5 km/detik.
Gelombang utama lebih cepat kekuatan rambatannya di bawah permukaan bumi dibandngkan dengan dekat ke permukaan. Sebagai contoh, pada kedalaman kurang dari 25 kilometer gelombang kompresional mampu merambat kira-kira 3,8 kilometer per detiknya. Pada kedalaman 1.000 kilometer, kecepatan rambatan gelombang tidak lebih dari satu setengahnya dari kecepatannya sendiri.
Gelombang Permukaan
Gelombang panjang atau gelombang permukaan, yaitu gelombang gempa yang merambat di permukaan bumi dengan kecepatan sekitar 3,5 - 3,9 km per detik. Gelombang inilah yang paling banyak menimbulkan kerusakan.
Gelombang permukaan sangatlah panjang, akan tetapi kecepatan rambat gelombangnya lambat. Gelombang ini menghasilkan apa yang kita rasakan sebagai gerakan batuan lambat dan hanya menyebabkan kecil atau tidak merusak sama sekali. 
Terdapat dua jenis gelombang permukaan yaitu gelombang Love dan gelomban Rayleigh. Gelombang Love merambat melalui permukaan secara horizontal dan menggerakkan tanah dari satu sisi ke sisi lainnya. Gelombang Rayleigh membuat permukaan bumi menggulung seperti gelombang di lautan.
Gelombang Love umumnya bergerak dengan rata-rata kecepatan sebesar 4,4 km/detik dan gelombang Rayleigh, gelombang seismik terlambat bergerak kira-kira 3,7 km/detik. Kedua jenis gelombang ini diberi nama setelah dua ahli fisika Inggris bernama Augustus E.H. Love dan Lord Rayleigh yang secara matematis memprediksikan keberadaan gelombang ini pada 1911 dan 1885.








Kecepatan merambat kedua gelombang permukaan ini selalu lebih kecil daripada kecepatan gelombang P, dan umumnya lebih lambat daripada gelombang S. 

Wednesday, June 3, 2015

JENIS-JENIS GEMPA

Gempa adalah sentakan asli pada kulit bumi sebagai gejala penggiringan dari aktifitas tektonisme maupun vulkanisme dan kadang-kadang runtuhan bagian bumi secara lokal. Yang dapat dirasakan pada saat gempa bumi terjadi adalah getaran bumi tempat kita berada pada saat itu. Bumi bergoyang ke samping dan ke atas. Itulah gelombang gempa yang sampai ke tempat kita. Pada waktu mengalami gempa kita tidak tahu dari mana gempa itu datang, sehingga kita tidak tahu ke arah mana lari harus lari untuk menjauhi sumber gempa.
Gempa vulkanik disebabkan oleh desakan magma ke permukaan, gempa runtuhan banyak terjadi di pegunungan yang runtuh, gempa imbasan biasanya terjadi di sekitar dam karena fluktuasi air dam, sedangkan gempa buatan adalah gempa yang dibuat oleh manusia seperti ledakan nuklir atau ledakan untuk mencari bahan mineral. Skala gempa tektonik jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis gempa lainnya sehingga efeknya lebih banyak terhadap bangunan.
Berdasarkan penyebabnya, gempa dapat dikategorikan ke dalam 2 jenis yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik.
1.      Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng tektonik bumi kita ini terus bergerak. Ada yang saling mendorong, saling menjauh, atau saling menggelangsar. Karena tepian lempeng tektonik ini tidak rata, jika bergesekan maka timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energi goncangan.
2.      Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik terjadi akibat meningkatnya aktivitas gunungapi, yang disebabkan oleh naiknya magma dari bawah gunung tersebut ke permukaan. Cairan magma ini mendesak batuan-batuan di atasnya, sehingga menyebabkan goncangan dan apabila tekanannya cukup besar berpotensi menimbulkan letusan.
Sebenarnya mekanisme kedua gempa ini sama. Naiknya magma ke permukaan juga dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini teradi pada batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak). Hanya saja pada gempa vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena desakan magma, sedangkan pada gempa tektonik, efek goncangan langsung ditimbulkan oleh benturan kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua dengan lempeng samudra, sesarnya berada di laut, karena itu biasanya benturan yang teradi berpotensi menimbulkan tsunami.
3.      Gempa runtuhan
Gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang terdapat di dalam litosfer, seperti gua kapur atau terowongan tambang. Gempa ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi.
Masih banyak penggolongan jenis gempa. Misalnya berdasarkan bentuk episentrumnya, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gempa linier dan gempa sentral.
1.      Gempa linier yaitu episentrumnya berupa garis.
2.      Gempa sentral yaitu episentrumnya berbentuk suatu titik.
Berdasarkan letak kedalaman hiposentrumnya dibedakan menjadi tiga macam gempa, yaitu gempa dalam, gempa intermedier (menengah), dan gempa dangkal.

Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gempa setempat, gempa jauh, dan gempa sangat jauh. Berdasarkan letak episentrumnya, gempa dapat dibedakan menjadi gempa laut dan gempa darat. 

Bagaimanakah Awal Terjadinya Gempa bumi?

Kebanyakan gempabumi terjadi di sepanjang daerah patahan. Patahan adalah cacat pada batuan bumi bagian terluar di mana bagian-bagian batuannya tersebut saling berpisah. Patahan terjadi pada lapisan batuan bumi yang lunak. Kebanyakan gempabumi terjadi di bawah permukaan bumi. Tetapi, beberapa di antaranya seperti San Andreas Fault di California Amerika Serikat terlihat di atas permukaan. Penekanan pada kulit bumi menyebabkan bergesernya blok batuan besar sepanjang patahan tersebut menegang. Ketika tekanan tersebut semakin menegang, batuan akan pecah dan beralih ke posisi baru, menyebabkan goncangan gempa bumi.
Gempabumi biasanya berawal jauh di bawah permukaan tanah. Titik di bumi di mana batuan pecah kali pertama disebut fokus juga dikenal dengan Hiposenter. Fokus pada kebanyakan gempabumi berada pada kedalaman 70 km di bawah permukaan. Fokus yang paling dalam diketahui terletak pada kedalaman 700 kilometer di bawah permukaan. Titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas fokus dikenal sebagai episenter. Goncangan terkuat biasanya terjadi di dekat episenter.

Dari fokus, pecahan batuan akan berlanjut menyebar di sepanjang pecahan patahan. Kecepatan penyebaran pecahnya batuan bergantung kepada jenis batuannya sendiri. Pada batuan granit atau batuan keras lainnya akan merambat dengan kecepatan 3 km/detik. Rata-ratanya, sebuah retakan  akan menyebar lebih dari 560 kilometer dalam satu arah hanya dalam waktu kurang dari 3 menit. Ketika patahan tersebut kemudian meluas di sepanjang patahan, bongkahan batuan pada salah satu sisinya akan turun di bawah batuan lainnya, berada di atas dan saling bersinggungan.

PENGENALAN GEMPA BUMI

Pernahkah Anda mengalami gempa? Jika pernah, apa yang Anda rasakan? Benar, bumi atau lantai yang kita pijak terasa bergoyang. Gempa bumi bisa terjadi siang atau malam hari. Mungkin saja di siang hari Anda sedang duduk di kursi, tiba-tiba kursi bergoyang, air dalam gelas bergoyang dan tumpah, gantungan listrik berayun, pintu dan jendela berderak, dan tiba-tiba di luar orang-orang berteriak, gempa... gempa... Gempa seperti ini mungkin pernah atau sering terjadi di daerah Anda. Bahkan gempa bisa menimbulkan petaka yang hebat, misalnya menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, banjir, gelombang pasang, bahkan bisa menelan korban mahluk hidup termasuk manusia. Belakangan ini di negeri kita banyak sekali terjadi gempa, mulai dari Aceh, Jogja, Pangandaran, bahkan Jakarta pun tak ketinggalan ikut merasakan gempa. Ada sebagian gempa ini yang menimbulkan tsunami, ada pula yang tidak. Mengapa demikian?
Gempabumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempabumi, baik yang ringan maupun yang sangat dahsyat, menelan banyak korban jiwa dan harta, meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.
Tahukah Anda apa yang menyebabkan terjadinya gempa? Zaman dulu di beberapa daerah konon ada yang percaya bahwa gempa disebabkan bumi ini terletak di ujung tanduk sapi (dewa). Sang Sapi mendapat laporan bahwa bumi ini sudah kosong oleh orang-orang baik. Bumi ini hanya diisi oleh orang jahat. Sehingga Sang Sapi menggoyangkan kepalanya untuk memberikan peringatan pada manusia melalui gempa.
Tentunya Anda tidak akan percaya dengan cerita di atas. Sesungguhnya gempa terjadi akibat getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Bagaimana getaran itu terjadi? Kerak bumi ini merupakan lempengan yang kaku. Di daerah yang labil, lapisan litosfer ini mengalami perubahan letak. Misalnya di satu bagian terangkat ke atas, sedangkan di bagian sebelahnya menurun atau bertahan pada kedudukannya. Pelengkungan pada perbatasan antara dua bagian yang bergeser ini menimbulkan ketegangan yang lama-kelamaan akan patah yang mendadak. Patahan yang mendadak itulah yang menimbulkan getaran gempa.
Tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan gempa ini bermacam-macam. Karena itu gempa dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, bentuk episentrumnya, letak hiposentrumnya, jarak, dan letak episentrumnya.
Gempa bumi adalah getaran tanah yang disebabkan oleh pecahnya batuan yang tiba-tiba dan berpisahnya lapisan batuan besar pada lapisan terluar. Gempa bumi seringkali menjadi sebuah kekuatan bumi yang amat terkuat dan sangat dahsyat, dan hasil kerjanya pun akan sangat menakutkan. Beberapa gempabumi mampu melepaskan energi sebesar 10.000 kali lebih besar dari kekuatan bom atom.
Gerakan batuan selama terjadinya gempa bumi bisa mengubah pola aliran sebuah sungai. Gempa bumi juga bisa memacu terjadinya longsoran tanah yang dapat menyebabkan kerusakan parah dan memacu kehilangan korban nyawa. Gempa bumi terkuat yang terjadi di bumi pusatnya berada di bawah lempeng samudra. Gempa bumi yang terjadi di tempat ini bisa menciptakan sebuah gelombang maha besar yang disebut tsunami dan bisa merusak atau menengelamkan daratan.
Gempa bumi hampir tidak pernah membunuh manusia secara langsung. Justru, munculnya korban jiwa atau kerugian materi dalam gempabumi adalah merupakan hasil dari berjatuhannya berbagai barang dan runtuhnya gedung-gedung, jembatan, dan bangunan-bangunan lainnya. Kebakaran dihasilkan dari pecahnya pipa gas atau kabel listrik dan  merupakan bahaya terbesar lainnya selama terjadinya gempa. Rusaknya cairan-cairan kimia berbahaya juga harus diperhatikan selama terjadinya gempabumi. Di beberapa wilayah  gempabumi, para perencana kota dan insinyur mengembangkan proyek perumahan baru dan bangunan-bangunan lainnya yang tahan akan goncangan, seperti jembatan dan bendungan untuk mengurangi dampak kerusakan selama terjadinya gempabumi.
Kekuatan gempabumi bergantung kepada seberapa besar batuan yang bergeser dan jaraknya dari tempat tersebut. Gempabumi yang sangat kuat bisa mengguncang tanah dalam jarak yang sangat jauh. Selama terjadinya gempabumi berskala kecil, getarannya tidaklah lebih besar dibandingkan dengan getaran yang disebabkan oleh berpapasannya dua buah truk.

Apabila dirata-ratakan, gempabumi yang sangat kuat terjadi kurang lebih 1 kali dalam 2 tahun. Setidaknya 40 gempabumi kecil telah menyebabkan kerusakan berbagai tempat di seluruh dunia setiap tahunnya. Rata-rata setiap tahunnya telah terjadi sekitar 40.000-50.000 gempabumi berskala kecil di seluruh dunia.

Monday, June 1, 2015

Geografi Regional Myanmar

DESKRIPSI UMUM

Fisiografi
Negeri Myanmar terbentuk dari dua unsur struktural yang pokok, yakni sederetan lipatan di sebelah Barat dan sebuah patahan blok massif di sebelah Timur. Kedua bagian ini berjajar dari Utara ke Selatan. Jajaran sebelah Baratmencakup barisan Letha, bukit Chin, dan Pegunungan Arakan YOma, yang diliputi hutan-hutan lebat, terpisah satu sama lain oleh lembah-lembah yang dalam dan panjang dan membentuk batas antara Myamnar, India, dan Bangladesh. Di bagian Barat menjulang Gunung Victoria (3.053).
Iklim
Seperti negara-negara lain di Asia Tenggara, Myanmar juga beriklim trpois. Ada tiga musim yang menonjol di sini, yakni musim hujan (Mei–Oktober) akibat angina musim Barat Daya yang hangat dan lembab, musim kemarau yang sejuk akibat angina musim Barat Laut (November–pertengahan Februari), dan musim kemarau yang panas. Di kebanyakan tempat, lebih dari 80% hujan tahunan terjadi selama musim hujan. Curah hujan di suatu tempat tersebut dari pantai, pada relief, dan pada keterbukaannya akan angina musim Barat Daya uang dating.
Dataran tinggi Mandalay dikenal sebagai Zona Kering, terletak di daerah bayangan hujan Pegunungan Arakan Yoma, jadi menerima hujan kurang dari 750 mm, sedang di Moulmeln (Maulamyaing) dan Tavoy di pantai Tenaserim curah hujan rata-rata 5.000 mm per tahun. Kebanyakan bagian pedalaman, termasuk Plato Shan, menerima hujan 1.300–1.900 mm per tahun.
Di Yangon suhu rata-rata 27° C, tetapi daerah sebelah Utara umumnya lebih dingin. Suhu maksimum terjadi pada bulan April, sedang bulan Desember dan Januari merupakan bulan-bulan terdingin. Di Zona Kering suhu udara kadang-kadang lebih dari 30° C.
Penduduk
Penduduk Myanmar terdiri dari beberapa kelompok etnik. Kelompok terbesar ialah orang Burma turunan Tibet–Burma, yang mewarisi peradaban bangsa-bangsa Pyus dan Mon yang menempati wilayah Irawadi. Dewasa ini orang Burma mencakup sekitar 69% penduduk Myamnar. Kelompok suku lain ialah Shan (8%), Karen (6%), Rakhin (5%), Mon (2%), China (2%), Kachin (1%), dan lain-lain (6%).
Kebanyakan orang Myanmar tinggal di desa dan terpusat di sekitar kuil-kuil Budha. Kota-kota terbesarnya ialah Yangon, Mandalay, dan Moulmein.
Penduduk Myanmar yang mengaut agama Budha tercatat sekitar 89%. Ajaran Budha ini sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Lebih dari 78% penduduk sudah dapat membaca dan menulis, tetapi hanya sekitar 66% yang dapat berbicara dalam bahasa Burma resmi. Selain bahasa Burma juga dipakai bahasa Inggris dipakai sebagai bahasa kedua, walaupun bahasa Burma tetap digunakan sebagai bahasa pengantar.
 Pemerintahan
Pada tahun 1962 kudeta militer mengakhiri demokrasi parlementer di Myanmar dan selanjutnya pemerintah dipegang sebuah Dewan Revolusioner di bawah pimpinan Ne Win. Tahun 1972 diumumkan sebuah rencana undang-undang yang memungkinkan pemerintahan sipil dan beralih ke sistem sosialis. Partai yang berkuasa, Burma Socialist Program Party (BSSP), diketuai Ne Win. Tahun 1976 terjadi percobaan kudeta tetapi gagal. Pada tahun 1988, pemerintahan jatuh ke tangan Dewan militer melalui sebuah kudeta. Hasil pemilu multipartai 1990, yang dimenangkan oleh oposisi, tidak diakui oleh pemerintah militer.
Ekonomi
Pertanian, aktivitas ekonomi terpenting di Myanmar, memberikan lebih dari sepertiga GNP-nya. Kira-kira 15% dari seluruh lahan ditanami dan kira-kira 65% penduduk tergantung pada usaha pertanian.
Cara-cara bertani di Myanmar tergantung pada keadaan setempat. Pertanian dengan sistem tebang baker masih banyak dilakukan oleh penduduk di daerah pegunungan atau dataran tinggi, system tadah hujan banyak dilakukan di daerah-daerah kering, sementara sistem tanam sawah tergantung pada turunnya hujan. Para petani di bagian-bagian delta yang tinggi biasanya mengairi sawah mereka, tetapui yang di bagian lain tergantung pada luapan air yang muncul secara teratur setiap tahun. Di daerah tropis Tenasserim tanaman ekspor seperti karet diusahakan di tanah-tanah perkebunan.
Tanaman pangan yang utama di Myanmar ialah padi. Lebih dari 50% lahan pertanian terdapat di daerah-daerah delta. Sebelum Perang Dunia II Myanmar menkspor 3 juta ton beras setiap tahun. Beras tetap merupakan komoditas utama walaupun belakangan ini jumlahnya berkurang. Tanaman lain, the (di Plato Shan), tembakau (di bagian Utara), tebu (di lembah Sungai Sittang), dan bermacam-macam sayuran (di daerah pantai Arakan). Tanah di Zona Kering banyak diolah untuk tanaman gandum, jagung, kapas, wijen, dan lain-lain.
Untuk meningkatkan produksi beras pemerintah berusaha membantu petani dengan berbagai cara seperti mengadakan land reform, menaikkan harga beras (semua beras harus dijual kepada pemerintah), dan memperkenalkan varietas padi unggul. Penipisan hara akibat system monokultur ditanggulangi dengan pemberian pupuk kimia. Sementara itu, mekanisasi telah mengalami kemajuan, walaupun lebih banyak pemakai ternak dibandingkan dengan pemakai traktor.
Lebih dari 49% daratan Myanmar tertutup oleh hutan, tetapi banyak di antaranya yang belum diolah karena transportasi belu memadai. Jenis kayu yang paliung penting di sisin ialah jati dan kayu besi (pyinkado), kayu gelondongan diangkut ke tepi sungai dengan menggunakan gajah terlatih dan selanjutnya dihanyutkan ke pabrik penggergajian. Tiap tahun hutan Myanmar menghasilkan kayyu jati lebih dari 300.000 ton dan kayu keras kira-kira 1 juta ton dengan 30.000 tenaga kerja.
Ikan termasuk bahan makanan penting bagi orang Myanmar. Ikan diperoleh terutama dari kolam-kolam ikan yang ada di sekitar Yangon. Di Mauhin dan Hanthawaddy sudah ada pusat penelitian ikan sedangkan di Mergul dush didirkan sekolah perikanan.
Walaupun Myanmar kaya akan mineral, kekayaan itu baru sedikit yang dioalh. Ladang minyak di Chauk dan Yenagyaung dulu menjadi korban Perang Dunia II, tetapi kini sudah dibangun kembali. Di Syriam terdapat sebuah pabrik penyulingan minyak bumi. Di Chauk terdapat endapan gas alam.
Timah dan fungsten ditambang di Tenasserim, sedang antimony digali di Plato Shan. Selain itu masih ada jenis mineral lain, seperti seng, merkuri, dan batu bara.
Industri terutama terdiri dari industri pengolahan hasil pertanian, hasil hutan, dan mineral. Sejak Myanmar merdeka, pemerintah mengusahakan pabrik pengolahan barang-barang kebutuhan dalam negeri yang sebelumnya diimpor. Pabrik pupuk, misalnya, telah dibangun di Sale di Kynchaung. Hampir semua usaha perindustrian dikendalikan oleh pemerintah, sedang perusahaan swasta dan perusahaan asing sudah tidak ada.
Angkutan sungai masih banyak dipakai di Myanmar. Sungai Irawadi dapat dilayari sampai ke Myitkyina, Sungai Chindwin sampai sejauh 650 km. Sungai Sittang dan Sungai Irawadi dihubungkan oleh terusan sepanjang 100 km. Selain angkutan sungai, jalan darat juga terus dikembangkan walaupun sebagian besar belum diaspal. Jaringan jalan kereta api terutama menghubungkan Yangon dengan Pye (Prome), Mandalay, dan Myitkina. Pelabuhan Yangon mempunyai peranan besar dalam perdagangan luar negeri. Kota pelabuhan lain, Moulmein, baru dalam tahap pengembangan. Yangon juga berfungsi penting sebagai pelabuhan udara internasional di samping sebagai jalur penghubung dengan kota-kota penting di Myanmar.

Beras, kayu, barang-barang logam diekspor antara lain ke Singapura, Indonesia, dan Belanda. Barang-barang impor penting, antara lain mesin-mesin, alat-alat angkutan, barang-barang logam, kertas, pupuk, dan obat-obatan, dibeli dari beberapa Negara, terutama dari Jepang, Jerman, Singapura, Inggris, dan Amerika Serikat.        

Geografi Regional Timor Leste

DESKRIPSI UMUM

Fisiografi
Timor Timur terletak antara 123°-17°BT dan 8°-10°LS. Sebagian besar wilayah Timor Timur merupakan daerah pegunungan. Deretan pegunungan yang membujur dari Barat ke Timur itu kadang-kadang terputus-putus. Dengan demikian, terbentuklah lembah-lembah dan jurang-jurang yang curam serta dalam.
Dataran rendahnya terdapat di sepanjang pantai Utara maupun Selatan. Dataran rendah pantai Utaranya terbentang di kedua kabupatennya, yaitu kabupaten Manatuto dan kabupaten Baukau. Luas dataran rendah ini diperkirakan mencapai 80.000 ha. Sedangkan dataran rendah pantai Selatannya terbentang dari daerah perbatasan dengan Propinsi Nusa Tenggara Timur (Timor Barat) sampai ujung Timur (Selatan Yako), luas luas dataran daerah ini diperkirakan mencapai 150.000 ha.
Selain itu terdapat pula dataran rendah dan dataran tinggi di pedalaman serta dataran di daerah aliran sungainya. Dataran di pedalaman tersebut terutama terdapat di Kabupaten Laulem. Luasnya diperkirakan mencapai 15.000 ha.
Keadaan tanah di propinsi ini kebanyakan berupa endapan kapur dan tanah liat. Jenis tanahnya adalah litosol, podsolik, regosol, dan aluvial. Tanah ilosol terdapat di bagian Tengah dan Timur wilayah propinsi ini. Tanah podsolik terdapat di bagian Selatan. Tanah regosol terdapat di bagian Selatan Kabupaten Lautem. Tanah aluvialnya terdapat di sepanjang pantai Utara dan Selatan, di dataran Kabupaten Bobonaro, di bagian Timur dari dataran Kabupaten Lautem.
Gunung
Di daerah pegunungan yang merupakan tulang punggung Timor Timur terdapat puncak-puncak pegunungan yang tinggi. Puncak-puncak yang tingginya lebih dari 2.000 m adalah Gunung Hatupai (2.293 m), dan Gunung Lakulo (2.050 m) di Kabupaten Ermera, Gunung Tatomallau (2.963 m), Gunung Sabiria (2.495 m) dan Gunung Usululi (2.620 m) di Kabupaten Alnaro.
Sungai
Sekitar 75 sungai terdapat di daerah ini. Sebagian besar sungai-sungai itu kering pada musim kemarau. Sungai-sungai yang bermata air di daerah pegunungan yang ada di bagian Tengah wilayah ini sebagian mengalir ke Utara dan bermuara ke Selat Ombai di antaranya Sungai Tono, Sungai Bulobo, Sungai Lois, Sungai Malibaka, Sungai Marobo, Sungai Nunura, dan Sungai Gleno. Sungai yang mengalir ke Utara dan bermuara ke Selat Wetar antara lin adalah Sungai Laklo, Sungai Lalela. Sungai yang mengalir ke Selatan dan bermuara ke Laut Timor adalah Sungai Tafara, Sungai Belukik, Sungai Dilor.
Danau dan Pulau
Daerah ini hanya memiliki sebuah danau yaitu Danau Surubel. Letaknya di ujung TImur wilayah ini dan termasuk Kabupaten Lautem. Selain wilayah daratan utamanya di Pulau Timor, Timor Timur juga memiliki wilayah kepulauan. Di antara pulau-pulau kecil yang termasuk wilayahnya adalah Pulau Atauro, Pulau Yako.
Iklim
Timor Timur beriklim tropis. Musim hujan mulai dari bulan November dan berakhir pada bulan April, sedangkan musim kemarau mulai dari bulan Mei dan berakhir pada bulan September. Meskipun demikian, terdapat pula beberapa perbedaan di antara pantai Utara dan pantai Selatan. Misalnya, di pantai Utara musim kemarau baru mulai pada bulan Juni, sedangkan di pantai Selatan musim hujan baru mulai pada bulan Desember, dan dari bulan Juni sampai Agustus juga berulang kali turun hujan. Selain dua musim utamanya, terdapat pula musim pancaroba, yang terjadi pada bulan Mei dan Oktober.
Curah hujan rata-ratanya rendah, yaitu sekitar 1.200–1.500 mm setahun. Jumlah hari hujannya mencapai sekitar 80–90 hari setahun. Suhu minimal berkisar antara 18°-21°C, sedangkan suhu maksimal berkisar antara 26°-32° C.
Flora dan Fauna
Kurang dari separuh wilayah ini tertutup oleh hutan. Dari hutan seluas 699.822 ha itu terdapat hutan suaka alam seluas 25.000 ha dan hutan wisata seluas 13.850 ha. Di hutan-hutan ini tumbuh berbagai jenis tanaman. Umumnya, yang tumbuh di daeerah pegunungan lebih bervariasi daripada di dataran rendah. Di pantai Utara terdapat hutan bakau yang lebat, sedangkan di pantai Selatan terdapat pohon lontar dan pohon kelapa yang tumbuh subur. Di hutan-hutan itu juga hidup sejumlah binatang liar. Binatang itu antara lain rusa, kera, musang, berbagai jenis serangga, nuri, kakaktua.
Penduduk
Pada tahun 1980, jumlah penduduk mencapai 555.000 jiwa. Kepadatan penduduk 38/km2. Pada tahun 1990, angka-angka ini mengalami perubahan. Jumlah penduduknya telah mencapai 748.000 jiwa dengan kepadatan penduduk 51/km2.
Suku Bangsa
Timor Timur didiami oleh beberapa suku bangsa di antaranya Tetun, Timor, Belu, Galo, Tokode, Bunak dan Kemak. Selain itu, terdapat pula orang-orang keturunan Eropa, China, Arab, dan India.
Agama
Hampir seluruh penduduk daerah ini beragama Kristen (94%) yang terdiri dari Katolik (91,4%) dan Protestan (2,6%). Yang lainnya adalah pemeluk agama Islam (1,7%), Hindu (0,3%) dan lain-lain (4%). Agama Katolik dibawa ke Timor Timur oleh para misionaris pada awal abad ke 16, bersamaan dengan masuknya bangsa Portugia.
Ekonomi
Andalan utama ekspor Timor Timur adalah kopi. Volumenya dapat mencapai lebih dari 90% ekspor tahunan Timor Timur. Meskipun demikian sector-sektor perekonomian lainnya juga mendapat perhatian cukup besar. Hal ini harus dilakukan karena kekuatan yang hanya berpijak pada satu komoditi dapat fatal akibatnya. Sektor-sektor itu adalah pertanian, perkebunan, kehutanan, Industri, pertambangan, perhubungan, dan pariwisata.
Pertanian
Tanaman pangan di daerah ini pada pokoknya dapat dibagi dua, yaitu padi dan palawija. Luas areal padi di wilayah ini mencapai 20.000 ha dengan produksi sekitar 5.000 ton per tahun. Luas area palawija mencapai 78.000 ha dengan produksi sekitar 220.000 ton per tahun.
Perkebunan
Komoditi perkebunan terpenting di Timor Timur adalah kopi. Tanaman kopi sudah dikenal di sini sejak zaman Portugis. Kopi Timor Timur pernah dikenal dengan nama Hibrida de Timor, termasuk salah satu jenis kopi terbaik di dunia. Produksi kopi di daerah ini sempat merosot ketika terjadi perang saudara yang mengakibatkan perkebunan kecil terabaikan karena keadaan keamanan tidak menjamin. Namun pada tahun-tahun berikutnya sector perkebunan mengalami kemajuan.
Kini areal perkebunan yangh paling luas adalah kelapa sekitar 50.000 ha dengan produksi sekitar 9.000 ton per tahun. Tanaman perkebunan lainnya adalah kopi seluas 50.000 ha, kemiri 4.000 ha, kayu manis 2.250 ha, kapuk 10.000 ha, dan pinang 36.600 ha.
Kehutanan
Timor Timur mempunyai areal hutan sekitar 700.000 ha. Hutan lindung seluas 435.000 ha, hutan produksi seluas 170.000 ha, hutan suaka alam 25.000 ha. Hasil utama dari sector kehutanan ini adalah kayu cendana, kayu putih, kayu merah.
 Peternakan
Daerah ini sangat potensial untuk pengembangan usaha peternakan secara besar-besaran. Padang rumput yang luas da[pat dijumpai di beberapa kabupaten seperti Ambenu, Bobonaro, Kovalima, Lautem. Secara keseluruhan areal padang rumputnya mencapai luas 394.503 ha. Jenis ternak yang ada yaitu sapi, kerbau, kuda, babi, kambing, domba, unggas.
Pertambangan
Menurut hasil penelitian peninggalan Portugis, barang tambang yang ada di Timor Timur meliputi minyak dan gas bumi, emas, mangan. Barang tambang lainnya yang berupa batuan adalah batu pasir dan serpih..
Industri

Kegiatan industri kebanyakan menyangkut pengolahan hasil pertanian dan barang kerajinan. Masalah utama yang dihadapi Timor Timur dalam mengembangkan industrinya yang baru adalah kurangnya tenaga terampikl dan langkanya modal.

Geografi Regional Laos

DESKRIPSI UMUM

Fisiografi
Negara ini terdiri dari 4 kesatuan geografis yang utama, barisan pegunungan lipatan yang membujur dari Utara ke Selatan, lereng Barat Pegunungan Annam, Plato Bolovens, dan daerah lembah Sungai Mekong. Barisan pegunungan lipatan itu memiliki plato-plato yang terpotong-potong di Utara. Permukaannya kasar. Gunung phou Bia (2.820 m), puncak tertinggi di Laos terletak di daerah ini. Satu-satunya daerah yang agak rata adalah daerah Plato Xiangkhoang. Batu-batuan granit berbentuk kristal umum dijumpai di lereng-lereng Barat Pegunungan Annam, sedang barisan Pegunungan Batu Kapur menciptakan pemandangan alam yang khas, terutama di Laos Tengah. Plato Bolovens (1.500 m) di Selatan merupakan batu-batuan basalt. Lembah Sungai Mekong, yang sangat penting untuk pemukiman di Laos memiliki kantong-kantong lembah kecil, tapi hanya di tempat pertemuan anak-anak sungai dengan sungai yang lebih besar. Anak-anak sungai utama adalah Nam Ou, Nam Ngum, Nam Kading, dan Banghing. Sungai Mekong mengaliri seluruh Laos, hanya Propinsi Houphan dan sebagian Propinsi Xiangkhoang yang terletak di luar lembah Sungai Mekong dan dialiri oleh Sungai Nam Neun dan Sungai Nam Chu, yang selanjutnya mengalir melalui Vietnam sebelum bermuara ke Teluk Tonkin. Laos beriklim tropis dengan suhu rata-rata tahunan 26° C. Kebanyakan daerah menerima curah hujan 1.500 – 2.500 mm/tahun.
   Laos memiliki 3 musim:
1.      Musim hujan yang panas (Juni – Oktober)
2.      Musim kemarau yang sejuk (November – Februari)
3.      Musim pancaroba yang kering dan panas (Maret – Mei)
Dua pertiga lebih wilayah Laos tertutup oleh hutan subtropik. Daerah yang tinggi di Utara didominasi pohon-pohon pegunungan, sedang lereng-lereng yang lebih rendah di selatan didominasi oleh tumbuhan berdaun lebar yang senantiasa berganti daun. Di daerah-daerah yang kering, hutan berubah menjadi sabana dan padang rumput. Banyak hutan yang sudah hancur karena penduduk berpindah-pindah ladang.
Penduduk
Negeri ini mencakup wilayah seluas 236.000 km2 dengan penduduk 4.409.000. Penduduk Negara ini tergolong sangat jarang.
Sebagian besar (81%) penduduk negeri ini tinggal di pedesaan. Desa-desa umumnya berada di tengah sawah penduduk. Kota-kotanya sedikit dan kecil. Ibu kotanya Vientiane hanya berpenduduk 180.000 orang.
Bahasa resmi Negara ini adalah bahasa Lao yang mirip dengan bahasa orang Thailand. Banyak juga penduduk yang menggunakan bahasa Prancis. Para rahib Budha menggunakan bahasa Pali.
Dari 80% penduduk yang berusia di atas 15 tahun, hanya 80% bebas buta huruf. Penduduk Laos terdiri dari beberapa kelompok, yaitu orang Lao yang hidup di tanah rendah dan tepi sungai, orang Tai yang hidup di tanah tinggi, orang Mon-Khmer tersebar di seluruh Laos dan orang Meo dan Yao yang diperkirakan datang dari China Selatan pada akhir abad ke-18.
 Ekonomi
Pertanian merupakan kegiatan ekonomi utama di Laos dan mampu menyerap 72% tenaga kerja, namun Negara ini masih mengimpor beras dari Negara lain. Laos banyak mengekspor kayu ke negara-negara lain.
Perikanan tak memiliki arti komersial. Pusat-pusat penangkapan ikan terpenting adalah Vientiane, Pakxan, Savannakhet, Thakthet, dan Houayxay.
Laos sebenarnya kaya akan barang tambang, namun eksplorasinya masih jauh dari sempurna. Barang tambangnya antara lin timah, bijih besi, tembaga, batu bara, dan timah hitam.
Industri yang terorganisasi masih terbatas pada pabrik penggergajian kayu, semen, dan barang-barang konsumsi.
Sungai Mekong merupakan sarana transportasi utama di Laos walaupun arusnya deras dan sungainya dangkal. Laos tak memiliki jalan kereta api. Jalan rayanya sepanjang 27.000 km, tapi baru sepertiga yang telah diaspal. Kota-kota utama di Laos memiliki hubungan udara yang dilayani oleh perusahaan penerbangan Lao Airline.

Laos selalu mengalami ketidakstabilan politik selama beberapa tahun terakhir. Nilai impor Laos lebih besar 4 kali dari nilai ekspornya. Selama bertahun-tahun negeri ini mengalami ketidakstabilan politik dan pertikaian dalam negeri, maka 60% pendapatan nasional digunakan untuk pembangunan hankam. Akibatnya, Negara ini tak bisa membangun kerangka dasar.

Geografi Regional Kamboja

DESKRIPSI UMUM

Fisiografi
Kampuchea memiliki wilayah seluas 181.916 km, atau kira-kira seluas Pulau Sulawesi. Secara fisik, negeri ini menyerupai pining. Di bagian tengah terletak Dataran Besar Tonle Sap, bagian pinggirnya terbentuk oleh sejumlah pegunungan, Pegunungan Dong Rak *Phanon Dang Reh) di Utara, Pegunungan Cardamon di Barat, plato Rotanokiril, dan plato Mondol Kiri di Timur. Barisan pegunungan ini memiliki ketinggian 750 – 900 m. Gunung Phnum Aoral (1.771 m) di Pegunungan Cardamon merupakan puncak tertinggi di Kampuchea.
Danau Tonle Sap memiliki ciri-ciri geografis yang luas biasa. Air danau ini dialirkan oleh Sungai Tonic Sap, anak Sungai Mekong, yang biasanya meluap antara bulan Mei dan bulan Oktober. Dalam bulan-bulan ini, cabang-cabang Sungai Mekong di Vietnam bagian Selatan tidak mampu mengatasi luapan air dari daerah yang dilaluinya. Akibatnya, luapan air tersebut kembali ke Sungai Bassac dan Sungai Tonle Sap, hingga membanjiri daerah di sekitar danau. Pada puncaknya, banjir ini mampu melipatgandakan luas permukaan danau dari 3.000 km2 menjadi 10.000 km2 lebih. Gejala itu benar-benar penting artinya bagi perikanan darat Kampuchea.
Daerah pantai sepanjang 560 km di sepanjang Teluk Siam merupakan tanah berbatu-batu dan memiliki beberapa pulau lepas pantai yang kecil. Teluk Kampong Saom memiliki salah satu pelabuhan alam yang paling baik di Asia Tenggara dan menjadi satu-satunya pelabuhan berair dalam di republik ini. Dataran pantainya sebagian besar sempit dan terpotong-potong oleh Pegunungan Gajah (Pegunungan Elephant), yang membujur kea rah pantai.
Iklim
Kampuchea mengalami iklim tropis dengan musim kemarau pada bulan November – Mei, ketika negeri ini berada di bawah pengaruh angina musim Timur Laut. Dalam bulan Januari sebagian besar daerahnya menerima curah hujan kurang dari 50 mm. Dalam bulan-bulan selebihnya (Juni – Oktober), angina bertiup dari Laut. Banyaknya curah hujan tahunan di setiap tempat ditentukan oleh terbukanya daerah tersebut pada tiupan angina musim Barat Daya. Dengan demikian, Pegunungan Gajah dan Pegunungan Cardamon dapat menerima curh hujan sampai 3.050 mm per tahun. Sementara Dataran Besar Tonle Sap, yang terletak di daerah bayangan hujan, menerima curah hujan kurang dari 1.525 mm per tahun. Semakin ke Timur, semakin abertambah curah hujan tahunan secara keseluruhan, sementara ketinggian tanahnya juga terus bertambah. Plato-plato dapat menerima curah hujan sampai 2.540 mm per tahun.
Suhu rata-rata per tahun untuk sebagian besar wilayah Kampuchea mencapai sekitar 27° C dan pergeseran angka suhu jarang melebihi 8° C. Bulan Desember biasanya merupakan bulan paling dingin. Sementara musim kemarau terus berjalan, suhu meningkat sampai memuncak pada akhir bulan Mei.
 Flora dan Fauna
Tidak meratanya curah hujan tercermin dalam variasi tumbuh-tumbuhan alam di negeri ini. Di plato dan pegunungan yang memiliki curah hujan tinggi, terdapat hutan tropis yang hijau sepanjang tahun. Di daerah-daerah rendah yang lebih kering, hutan ini tiba-tiba berganti daun dan sabana yang di sana-sini ditumbuhi pepohonan. Di Battambang Barat Laut terdapat sabana yang di sana-sini ditumbuhi rerumputan, sementara bakau tumbuh di sepanjang pantai dan bamboo tumbuh di daerah-daerah yang lebih kering. Dataran aluvium Kampuchea memiliki berbagai tanaman, di antaranaya kelapa, karet, jeruk, kapuk, pisang, lath, tembakau, kapas, tebu, nila, dan sayur-sayuran.
Kehidupan binatang liar mencakup gajah, banteng, harimau, harimau kumbang, macan tutul, beruang, dan binatang buruan kecil. Burung yang paling lazim dijumpai adalah blekok, jejang, belibis, juao, merak, pelican, pecuk padi, kuntul, dan itik liar.
Penduduk
Penduduk negeri ini tergolong paling muda di dunia, 66% berada di bawah umur 30 tahun dan hanya sekitar 4% yang berumur lebih dari 60 tahun. Meskipun angka kematian cukup tinggi (diperkirakan mencapai 17,6 per 1.000 penduduk), laju pertambahan penduduk mencapai 1,9 persen per tahun.
Kepadatan penduduknya rendah (kira-kira 49/km2), kecuali di sepanjang jalur lalu lintas air, bahkan daerah-daerah yang sebenarnya dapat dibudidayakan sangat kekurangan penduduk. Kota terbesar, yaitu Ibu Kota Phnom Penh, diperkirakan hanya berpenduduk sekitar 800.000 jiwa.
Kelompok Etnik
Kelompok etnik utama di Kampuchea adalah orang Khmer, yang mencakup 94% penduduk negeri ini dengan mata pencaharian utama bertani. Tetapi bangsa Khmer modern sebenarnya merupakan keturunan berbagai ras yang sudah berbaur satu sama lain selama berabad-abad, bahkan sebelum nenek moyang mereka berpindah ke delta Mekong yang subur (Plato Korat, sekarang termasuk wilayah Thailand) sebelum tahun 200 SM. Masuknya orang India, yang berlangsung dalam beberapa gelombang pada awal Tarikh Masehi, menimbulkan Indianisasi bangsa Khmer. Dalam abad ke-8, bangsa Khmer diserbu orang Melayu (Jawa). Serbuan ini kemudian disusul oleh kedatangan orang Thai (dari abad ke-10 hingga abad ke-15), orang Vietnam (mulai dari abad ke-17), dan orang China (dalam abad ke-17 dan ke-19). Akibat pembauran, ciri-ciri fisik orang Khmer sangat bervariasi.
Selain kelompok mayoritas Khmer, di negeri ini terdapat kelompok minoritas China dan Vietnam. Orang China terutama hidup di kota sebagai pengusaha, sedang orang Vietnam umumnya bekerja sebagai buruh perkebunan karet, nelayan, tukang, atau pedagang.
Penduduk lain terutama terdiri dari beberapa kelompok etnik Asia lain, termasuk kelompok Melayu Cham (di Kampuchea dikenal sebagai orang Khmer Islam) dan suku-suku bangsa primitive yakni orang Khmer Loeu (disebut juga orang Khmer gunung), yang terdiri dari orang Jaral Rhade, Stieng, Kui, Pear, dan Saoch.
Pembauran antara orang Khmer dan Orang China telah berlangsung secara luas. Sedang perkawinan campuran dengan orang Vietnam jauh lebih sedikit akibat ketidak percayaan orang Khmer kepada kelompok tersebut, yang sudah berurat-berakar di kalangan mereka secara turun-temurun. Dengan orang Melayu Cham, pembauran mengalami hembatan karena kelompok ini mempertahankan agama Islam sementara kelompok etnik mayoritas Khmer umumnya beragama Budha.
Bahasa
Bahasa resmi dan bahasa yang paling lazim di Kampuchea adalah bahasa Khmer. Bahasa ini di samping agama dan tradisi orang Khmer, mengikat orang Khmer menjadi satu bangsa dan membuat Kampuchea menjadi Negara, yang boleh dikatakan stabil sebelum tahun-tahun peperangan.
Agama
Agama utama di Kampuchea adalah agama Budha Theravada, yang berasal dari India dan pernah manjadi agama resmi di Kampuchea. Ajaran agama ini telah begitu meresap dalam kehidupan orang Kampuchea.
Meskipun adat-istiadat, yang mengharuskan semua lelaki di negeri ini untuk masuk biara selama jangka waktu tertentu, sekarang sudah terdesak akibat perkembangan pendidikan sekuler. Di negeri ini terdapat puluhan ribu biarawan Budha yang hiduip dalam ribuan wat (kuil). Dua decade lalu, agama Budha dilarang oleh pemerintah Khmer Merah, tetapi rezim Heng Smrin yang berkuasa sejak akhir tahun 1978, konon telah memulihkannya. Di negeri ini sekitar 88% rakyat masih menganut agama Budha.
 Ekonomi
Ekonomi negeri ini bertumpu pada sector pertanian. Sektor ini menyerap sekitar 70% dan seluruh tenaga kerja, kendati tanah yang dibudidayakan hanya mencakup sekitar 17% dari seluruh wilayahnya.
Pertanian di Kampuchea didominasi oleh pertanian padi. Sebagian besar penduduk pedesaan hidup bertanam padi. Tanaman ini yang merupakan bahan pangan utama penduduk Negara ini, dibudidayakan terutama di daerah sepanjang Sungai Mekong dan di sekitar Danau Tonle Sap. Hingga tahun 1970 – an hasil pertanian negara ini mampu mencukupi kebutuhan penduduknya, bahkan sebagian diekspor ke negara lain, tetapi akhir-akhir ini hasil padi seluruhnya (kira-kira 2,4 juta ton per tahun) mengalami penurunan. Para petani sulit mendapatkan pupuk, bibit unggul, dan obat hama padi. Lagi pula, kemarau panjang sering terjadi di negeri ini. Sementara itu, sarana irigasi yang telah berhasil dibangun, banyak yang hancur atau terlantar karena perang. Akibatnya, Kampuchea yang dulu mampu mengekspor beras, kini justru harus bergantung pada bantuan pangan luar negeri (sekitar 150.000 ton per tahun). Menghadapi kekurangan pangan di negeri ini ratusan penduduk mengungsi ke Thailand atau tinggal menunggu bantuan pangan yang disalurkan badan PBB dan organisasi internasional lainnya.
Plato-plato bertanah basal di propinsi Kampong Cham dan propinsi Rotanokinli sebenarnya sangat cocok untuk pembudidayaan karet. Dulu Kampuchea termasuk Negara penghasil karet terbesar di dunia. Tetapi kini produksinya sudah jauh menurun. Pada tahun 1990, misalnya negeri ini hanya mampu menghasilkan sekitar 29.000 ton. Komoditas pertanian lain yang dihasilkan dalam jumlah terbatas, antara lain umbi-umbian, jagung, buncis, dan tembakau.
Kampuchea tidak memiliki industri besar. Dari sejumlah industri kecil yang ada di negeri ini hanya beberapa jenis yang pantas disebut, yakni industri semen, industri daging, industri kayu, dan industri rokok. Perang yang berkepanjangan menghancurkan perindustrian negeri ini. Kurangnya tenaga kerja yang terampil, bahan mentah industri, dan suku cadang, menyebabkan produksi pabrik-pabrik pemerintah jauh di bawah kapasitas yang sebenarnya. Sementara itu, situasi dalam negeri yang belum pulih akibat perang itu menyebabkan Negara-negara dan para investor asing dengan menanamkan modal di negeri ini.
Akibat peperangan itu juga, Kampuchea menderita deficit perdagangan yang luas biasa besarnya. Nilai impornya lebih besar dibandingkan dengan nilai ekspornya.

Lalu lintas air di daerah pedalaman Kampuchea merupakan tambahan yang sangat penting bagi jalan raya negeri ini yang panjangnya mencapai 14.000 km lebih, namun baru sekitar 18% yang sudah diaspal. Jalan kereta api, dengan panjang sekitar 650 km, menghubungkan Phnom Penh dengan Poipet di daerah perbatasan Thailand dan dengan Kampong Saom. Bandar udara Pochentong (dekat Phnom Penh) dapat didarati pesawat jet. Perusahaan penerbangan nasionalnya melayani hubungan udara dengan Hongkong dan berbagai kota di Asia Tenggara.