Wednesday, June 3, 2015

JENIS-JENIS GEMPA

Gempa adalah sentakan asli pada kulit bumi sebagai gejala penggiringan dari aktifitas tektonisme maupun vulkanisme dan kadang-kadang runtuhan bagian bumi secara lokal. Yang dapat dirasakan pada saat gempa bumi terjadi adalah getaran bumi tempat kita berada pada saat itu. Bumi bergoyang ke samping dan ke atas. Itulah gelombang gempa yang sampai ke tempat kita. Pada waktu mengalami gempa kita tidak tahu dari mana gempa itu datang, sehingga kita tidak tahu ke arah mana lari harus lari untuk menjauhi sumber gempa.
Gempa vulkanik disebabkan oleh desakan magma ke permukaan, gempa runtuhan banyak terjadi di pegunungan yang runtuh, gempa imbasan biasanya terjadi di sekitar dam karena fluktuasi air dam, sedangkan gempa buatan adalah gempa yang dibuat oleh manusia seperti ledakan nuklir atau ledakan untuk mencari bahan mineral. Skala gempa tektonik jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis gempa lainnya sehingga efeknya lebih banyak terhadap bangunan.
Berdasarkan penyebabnya, gempa dapat dikategorikan ke dalam 2 jenis yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik.
1.      Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Lempeng tektonik bumi kita ini terus bergerak. Ada yang saling mendorong, saling menjauh, atau saling menggelangsar. Karena tepian lempeng tektonik ini tidak rata, jika bergesekan maka timbullah friksi. Friksi inilah yang kemudian melepaskan energi goncangan.
2.      Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik terjadi akibat meningkatnya aktivitas gunungapi, yang disebabkan oleh naiknya magma dari bawah gunung tersebut ke permukaan. Cairan magma ini mendesak batuan-batuan di atasnya, sehingga menyebabkan goncangan dan apabila tekanannya cukup besar berpotensi menimbulkan letusan.
Sebenarnya mekanisme kedua gempa ini sama. Naiknya magma ke permukaan juga dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi. Biasanya ini teradi pada batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak). Hanya saja pada gempa vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena desakan magma, sedangkan pada gempa tektonik, efek goncangan langsung ditimbulkan oleh benturan kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua dengan lempeng samudra, sesarnya berada di laut, karena itu biasanya benturan yang teradi berpotensi menimbulkan tsunami.
3.      Gempa runtuhan
Gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang terdapat di dalam litosfer, seperti gua kapur atau terowongan tambang. Gempa ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi.
Masih banyak penggolongan jenis gempa. Misalnya berdasarkan bentuk episentrumnya, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gempa linier dan gempa sentral.
1.      Gempa linier yaitu episentrumnya berupa garis.
2.      Gempa sentral yaitu episentrumnya berbentuk suatu titik.
Berdasarkan letak kedalaman hiposentrumnya dibedakan menjadi tiga macam gempa, yaitu gempa dalam, gempa intermedier (menengah), dan gempa dangkal.

Berdasarkan jarak episentrumnya, gempa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gempa setempat, gempa jauh, dan gempa sangat jauh. Berdasarkan letak episentrumnya, gempa dapat dibedakan menjadi gempa laut dan gempa darat. 

Bagaimanakah Awal Terjadinya Gempa bumi?

Kebanyakan gempabumi terjadi di sepanjang daerah patahan. Patahan adalah cacat pada batuan bumi bagian terluar di mana bagian-bagian batuannya tersebut saling berpisah. Patahan terjadi pada lapisan batuan bumi yang lunak. Kebanyakan gempabumi terjadi di bawah permukaan bumi. Tetapi, beberapa di antaranya seperti San Andreas Fault di California Amerika Serikat terlihat di atas permukaan. Penekanan pada kulit bumi menyebabkan bergesernya blok batuan besar sepanjang patahan tersebut menegang. Ketika tekanan tersebut semakin menegang, batuan akan pecah dan beralih ke posisi baru, menyebabkan goncangan gempa bumi.
Gempabumi biasanya berawal jauh di bawah permukaan tanah. Titik di bumi di mana batuan pecah kali pertama disebut fokus juga dikenal dengan Hiposenter. Fokus pada kebanyakan gempabumi berada pada kedalaman 70 km di bawah permukaan. Fokus yang paling dalam diketahui terletak pada kedalaman 700 kilometer di bawah permukaan. Titik di permukaan bumi yang berada tepat di atas fokus dikenal sebagai episenter. Goncangan terkuat biasanya terjadi di dekat episenter.

Dari fokus, pecahan batuan akan berlanjut menyebar di sepanjang pecahan patahan. Kecepatan penyebaran pecahnya batuan bergantung kepada jenis batuannya sendiri. Pada batuan granit atau batuan keras lainnya akan merambat dengan kecepatan 3 km/detik. Rata-ratanya, sebuah retakan  akan menyebar lebih dari 560 kilometer dalam satu arah hanya dalam waktu kurang dari 3 menit. Ketika patahan tersebut kemudian meluas di sepanjang patahan, bongkahan batuan pada salah satu sisinya akan turun di bawah batuan lainnya, berada di atas dan saling bersinggungan.

PENGENALAN GEMPA BUMI

Pernahkah Anda mengalami gempa? Jika pernah, apa yang Anda rasakan? Benar, bumi atau lantai yang kita pijak terasa bergoyang. Gempa bumi bisa terjadi siang atau malam hari. Mungkin saja di siang hari Anda sedang duduk di kursi, tiba-tiba kursi bergoyang, air dalam gelas bergoyang dan tumpah, gantungan listrik berayun, pintu dan jendela berderak, dan tiba-tiba di luar orang-orang berteriak, gempa... gempa... Gempa seperti ini mungkin pernah atau sering terjadi di daerah Anda. Bahkan gempa bisa menimbulkan petaka yang hebat, misalnya menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, banjir, gelombang pasang, bahkan bisa menelan korban mahluk hidup termasuk manusia. Belakangan ini di negeri kita banyak sekali terjadi gempa, mulai dari Aceh, Jogja, Pangandaran, bahkan Jakarta pun tak ketinggalan ikut merasakan gempa. Ada sebagian gempa ini yang menimbulkan tsunami, ada pula yang tidak. Mengapa demikian?
Gempabumi merupakan fenomena alam yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua, karena seringkali diberitakan adanya suatu wilayah dilanda gempabumi, baik yang ringan maupun yang sangat dahsyat, menelan banyak korban jiwa dan harta, meruntuhkan bangunan-bangunan dan fasilitas umum lainnya.
Tahukah Anda apa yang menyebabkan terjadinya gempa? Zaman dulu di beberapa daerah konon ada yang percaya bahwa gempa disebabkan bumi ini terletak di ujung tanduk sapi (dewa). Sang Sapi mendapat laporan bahwa bumi ini sudah kosong oleh orang-orang baik. Bumi ini hanya diisi oleh orang jahat. Sehingga Sang Sapi menggoyangkan kepalanya untuk memberikan peringatan pada manusia melalui gempa.
Tentunya Anda tidak akan percaya dengan cerita di atas. Sesungguhnya gempa terjadi akibat getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Bagaimana getaran itu terjadi? Kerak bumi ini merupakan lempengan yang kaku. Di daerah yang labil, lapisan litosfer ini mengalami perubahan letak. Misalnya di satu bagian terangkat ke atas, sedangkan di bagian sebelahnya menurun atau bertahan pada kedudukannya. Pelengkungan pada perbatasan antara dua bagian yang bergeser ini menimbulkan ketegangan yang lama-kelamaan akan patah yang mendadak. Patahan yang mendadak itulah yang menimbulkan getaran gempa.
Tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan gempa ini bermacam-macam. Karena itu gempa dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, bentuk episentrumnya, letak hiposentrumnya, jarak, dan letak episentrumnya.
Gempa bumi adalah getaran tanah yang disebabkan oleh pecahnya batuan yang tiba-tiba dan berpisahnya lapisan batuan besar pada lapisan terluar. Gempa bumi seringkali menjadi sebuah kekuatan bumi yang amat terkuat dan sangat dahsyat, dan hasil kerjanya pun akan sangat menakutkan. Beberapa gempabumi mampu melepaskan energi sebesar 10.000 kali lebih besar dari kekuatan bom atom.
Gerakan batuan selama terjadinya gempa bumi bisa mengubah pola aliran sebuah sungai. Gempa bumi juga bisa memacu terjadinya longsoran tanah yang dapat menyebabkan kerusakan parah dan memacu kehilangan korban nyawa. Gempa bumi terkuat yang terjadi di bumi pusatnya berada di bawah lempeng samudra. Gempa bumi yang terjadi di tempat ini bisa menciptakan sebuah gelombang maha besar yang disebut tsunami dan bisa merusak atau menengelamkan daratan.
Gempa bumi hampir tidak pernah membunuh manusia secara langsung. Justru, munculnya korban jiwa atau kerugian materi dalam gempabumi adalah merupakan hasil dari berjatuhannya berbagai barang dan runtuhnya gedung-gedung, jembatan, dan bangunan-bangunan lainnya. Kebakaran dihasilkan dari pecahnya pipa gas atau kabel listrik dan  merupakan bahaya terbesar lainnya selama terjadinya gempa. Rusaknya cairan-cairan kimia berbahaya juga harus diperhatikan selama terjadinya gempabumi. Di beberapa wilayah  gempabumi, para perencana kota dan insinyur mengembangkan proyek perumahan baru dan bangunan-bangunan lainnya yang tahan akan goncangan, seperti jembatan dan bendungan untuk mengurangi dampak kerusakan selama terjadinya gempabumi.
Kekuatan gempabumi bergantung kepada seberapa besar batuan yang bergeser dan jaraknya dari tempat tersebut. Gempabumi yang sangat kuat bisa mengguncang tanah dalam jarak yang sangat jauh. Selama terjadinya gempabumi berskala kecil, getarannya tidaklah lebih besar dibandingkan dengan getaran yang disebabkan oleh berpapasannya dua buah truk.

Apabila dirata-ratakan, gempabumi yang sangat kuat terjadi kurang lebih 1 kali dalam 2 tahun. Setidaknya 40 gempabumi kecil telah menyebabkan kerusakan berbagai tempat di seluruh dunia setiap tahunnya. Rata-rata setiap tahunnya telah terjadi sekitar 40.000-50.000 gempabumi berskala kecil di seluruh dunia.