Sunday, May 31, 2015

Geografi Regonal Vietnam

DESKRIPSI UMUM

Fisiografi
Wilayah Vietnam dapat dilukiskan sebagai “dua keranjang padi beserta pikulannya”. Pikulannya adalah barisan Pegunungan Annam, yang membujur di sepanjang Semenanjung Indocina, sedangkan kedua keranjang padinya adalah delta Sungai Songka (Sungai Merah) di Utara dan delta Sungai Mekong di Selatan.
Di sebelah Utara, tanah Vietnam bergunung-gunung. Tanah tinggi Tonkin Timur sebagian besar mencapai ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut, dilalui oleh Sungai Songcay, Sungai Songgam, dan Sungai Songcau. Pegunungan Tonkin Barat, yang dilalui Sungai Songda (Sungai Hitam), merupakan pegunungan yang paling tinggi dan paling kasar di semenanjung ini. Gunung Fan-Si-Pan, puncak tertinggi di Vietnam, mencapai ketinggian 3.143 m. Sebaliknya, delta Sungai Songka merupakan dataran rendah yang subur, berpenduduk padat, dan sering mengalami banjir.
Ke arah Tenggara membujur barisan Pegunungan Annam, dengan puncak-puncaknya Gunung Ngoc Linh (2.598 m), Gunung Chu Yang Sin (2.408 m), dan puncak-puncak lain yang tingginya lebih dari 2.300 m. Pegunungan ini kemudian menjadi dataran pantai berpenduduk padat. Sedangkan di sebelah Selatan terdapat delta Sungai Mekong, yang serupa dengan delta Sungai Songka di sebelah Utara tetapi lebih jauh lebih luas dan tidak terlalu padat penduduknya. Kawasan datar dan subur ini mencakup wilayah seluas 37.800 km2.
Iklim
Vietnam beriklim tropis. Sebagian besar wilayah negeri ini menerima curah hujan lebih dari 1.500 mm per tahun, sedangkan Pegunungan Tonkin Barat, bersama-sama dengan bagian Tengah dan bagian Selatan Pegunungan Annam, menerima hujan lebih dari 4.000 mm per tahun. Dalam musim panas (musim hujan), daerah-daerah pantai menerima hujan kira-kira 130 mm per bulan, dan daerah-daerah pedalaman menerima jauh lebih 610 mm per bulan, dalam musim dingin, daerah-daerah pantai yang terbuka terhadap tiupan angin musim Barat Laut dapat menerima 250 mm dalam bulan Januari. Curah hujan tambahan paling banyak terdapat di Utara 12°LU akibat tiupan angina topan tropis selama musim gugur.
Suhu udara pada musim panas umumnya tinggi (rata-rata 30°C di Selatan dan 29°C di Utara), meskipun daerah pegunungan mengalami variasi sesuai dengan ketinggiannya. Pergeseran suhu di musim dingin berkisar dari 10°C di Utara yang bergunung-gunung sampai 27°C di Selatan.
 Flora dan Fauna
Hutan tropis hijau sepanjang tahun, menonjol terutama di daerah tinggi, sedangkan di daerah yang kering biasanya terdapat hutan yang aditumbuhi pohon berganti daun atau padang rumput yang ditumbuhi pepohonan sana-sini. Kehidupan bertani secara berpindah-pindah telah banyak mengakibatkan hutan di pedalaman menjadi padang rumput.
Delta Sungai Mekong memiliki daerah berawa-rawa yang sangat luas dan tidak dapat dikeringkan, termasuk Daerah Buluh (Plain or Reeds), yang mencakup wilayah seluas 2.600 km2. Hutan bakau terdapat di daerah pantai dekat Mong-Cai dan di delta-delta yang ada di bagian Selatan negeri ini.
Tanah di daratan rendah sebagian besar berupa tanah aluvium dan cukuip kaya akan humus, kecuali di daerah-daerah yang lebih tinggi. Tanah yang disebut terra rouge (tanah merah) di sebelah Utara Ho Chi Minh City (Saigon) terkenal akan berbagai macam tanaman perkebunan.
Di antara binatang liarnya ada harimau, harimau kumbang, banteng, babi hutan, berbagai jenis burung buruan kecil, kera, berbagai jenis ular, kura-kura, dan hewan pengerat (termasuk tikus yang memiliki ukuran sebesar kucing).
Penduduk
Penduduk Vietnam terpusat di kawasan delta Sungai Songka dan Sungai Mekong. Ditinjau dari sudut kelompok etnik, penduduk Vietnam sangat beragam. Kelompok terbesar adalah orang Vietnam. Kelompok minoritas terdiri dari beberapa kelompok pendatang dan penduduk “asli”. Kelompok pendatang terbesar adalah orang dari China, orang Thai, dan orang Khmer, sedangkan apenduduk “asli” terdiri dari 37 kelompok suku, di antaranya yang terbesar adalah orang Champa dan Montagnard (orang gunung), yang diperkirakan searah dengan nenek moyang orang Indonesia, mendiami Vietnam Tengah. Sedangkan orang Tay, Muong, Nung, dan penduduk asli lainnya di Utara, semua menetap di pegunungan yang terdapat di antara lembah Sungai Songka dan perbatasan dengan RRC dan Laos.
Bahasa resmi di negeri ini adalah bahasa Vietnam (salah satu cabang bahasa Mon-Khmer [rumpun Austro-Asia]), yang dapat dibedakan atas tiga macam dialek yang sedikit berbeda satu sama lain (dialek Utara, Tengah, dan Selatan). Namun selain itu, terdapat juga beragam bahasa yang digunakan kelompok minoritas. Orang Montagnard, misalnya menggunakan kira-kira 20 bahasa.
Kebanyakan orang Vietnam menganut agama Budha. Sejumlah penduduk menganut agama Katolik (sekitar 7%) dan Islam (sekitar 1%). Penganut aliran Cha Dao (campuran Budha, Tao, Kong Hu Cu, dan Kristen) dan aliran Hoa Hao (Budha murni) sudah banyak berkurang.
Pendidikan sudah tergolong maju di Vietnam. Dari seluruh penduduk berusia 15 tahun ke atas, sekitar 88% sudah bebas dari buta huruf. Di samping sekolah-sekolah umum (dibagi atas tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat tinggi), terdapat banyak sekolah kejuruan. Vietnam memiliki sekitar seratus perguruan tinggi, di antaranya yang terbesar adalah universitas Ho Chi-Minh City.
Ekonomi
Negara ini mengandalkan perekonomiannya pada sektor pertanian. Pertanian dapat menyerap kira-kira 73% tenaga kerja. Di Utara terdapat perusahaan pertanian Negara dan koperasi pertanian, sedang di Selatan juga dilakukan reorganisasi sesuai dengan garis-garis yang serupa bersama-sama dengan program deurbanisasi secara besar-besaran. Padi sebagai tanaman utama ditanam di kedua delta utamanya dan sepanjang dataran pantai. Usaha keras terus dijalankan untuk memperluas irigasi serta meningkatkan hasil padi. Tanaman-tanaman lain meliputi buah-buahan, kacang, sayur-sayuran, ubi jalar, singkong, jagung, tebu, teh, dan kopi. Hasil ternak, terutama kerbau, sapi, babi, dan unggas terus meningkat.
Vietnam memiliki kira-kira 13,2 juta ha hutan, yang terdiri dari hutan jati, kayu hitam, kayu merah, dan berbagai jenis kayu keras lainnya. Dari sektor perhutanan ini juga diperoleh kayu manis, bamboo, kina, dan lain-lain.
Sektor perikanan juga menjadi salah satu tumpuan perekonomian Vietnam. Perikanan terutama dipusatkan di Teluk Tonkin dan daerah penangkapan ikan di Laut China Selatan. Jenis ikan yang ditangkap antara lain udang dan cumi-cumi. Kolam, danau, sungai, terusan, dan tempat-tempat lain (termasuk sawah), juga dapat memberikan hasil tangkapan ikan air tawar dalam jumlah besar.

Di Quang Yen, 32 km di Utara sebelah Hanoi, terdapat endapan antrasit yang terbesar di Asia Tenggara. Bersama-sama dengan endapan lain di Phan Me dan Tuyen-quang, cadangan seluruhnya mencapai kira-kira 20 juta ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor dalam jumlah besar. Di Nong Son (di Utara Da Nang) terdapat sedikit endapan batu bara. Bijih besi ditambang dan diolah di Thai-Nguyen (di Utara Hanoi) dan juga di daerah Selatan (Thanh Hoa, Vinh, dan Ha-Tinh). Barang tambang lain yang penting termasuk fosfat (di Cao Cai), timah (di Tinh Tuc), antimony (di Mong-Cai), graft (di Lao Kay), dan emas (di Bong-Mieu).

Geografi Regional Brunei Darussalam

DESKRIPSI UMUM

Fisiografi
Sebagian besar wilayah Brunei Darussalam terdiri dari dataran. Bagian pantai berupa rawa-rawa dengan hutan bakau, tetapi makin jauh ke pedalaman tanah makin berbukit-bukit dengan ketinggian kurang dari 100 m. Di perbatasan dengan Sarawak terdapat daerah berbukit-bukit dengan ketinggian di atas 300 m.
   Brunei Darussalam bagian Timur lebih tinggi daripada bagian Barat. Di ujung Selatan daerah Temburong terdapat sebuah bukit bernama Bukit Pagon (1.850 m). Di Brunei Darussalam Barat terdapat tiga sungai yang besar, yakni Sungai Belait, Sungai Tutong, dan Sungai Brunei. Sungai terpanjang adalah Sungai Belait dan yang terpendek adalah Sungai Brunei. Brunei Darussalam beriklim tropis. Suhu rata-rata 24°-31° C. Daerah pantai dan dataran rendah menerima hujan sebanyak 2.500 mm per tahun, sedang di daerah berbukit-bukit di Selatan curah hujan tercatat sebanyak 4.000 mm per tahun. Musim hujan jatuh pada bulan November-Mei dan musim kemarau pada bulan Juni-Agustus.
Kira-kira 20% hutan Negara ini sudah ditebangi untuk pertanian. Tetapi masih ada sekitar 43% wilayah yang tertutup hutan basah tropis dengan berbagai jenis kayu keras. Di sepanjang pantai tumbuh pohon Casuarina yang digunakan sebagai tanaman pelindung, sedang di daratan yang tidak banyak mendapat pengairan terdapat hutan jati dan hutan bakau.
 Penduduk
Pada tahun 1981 jumlah penduduk Brunei Darussalam tercatat sebanyak 200.000 jiwa, enam tahun kemudian menjadi 232.600, dan saat ini naik menjadi 268.000. Pertambahan ini terutama disebabkan oleh banyaknya pendatang yang bekerja di perusahaan minyak negara ini.
Sebagian besar penduduk tinggal di kota, terutama Ibu Kota Bandar Seri Begawan, Seria, dan Kuala Belait, yang lain mendiami lembah-lembah di sepanjang sungai.
Mayoritas penduduk merupakan suku Melayu dan “Para Melayu” (Melanau, Kedayan, Bisayah, Beluit, dan Bukit), penduduk asli, yang mencakup suku Daya Barat, Iban, Murut, Kelabit, dan Dusun, hanya sedikit. Komposisi kelompok etnik tercatat sebagai berikut: Melayu (69%), China (18%), penduduk pribumi lain (5%), dan selebihnya kelompok etnik lain. Hampir dua pertiga dari seluruh penduduk menganut agama Islam, agama resmi di negeri ini. Kelompok agama minoritas yang terbesar adalah Budha dan Kristen.
Brunei Darussalam tergolong Negara makmur. Kegiatan social berkembang dengan baik. Untuk mereka yang cukup umur, cacat, dan sakit disediakan dana khusus. Pelayanan medis menggunakan “Dokter-Terbang” dan “Apotik-Keliling” untuk memberikan pelayanan sampai ke desa-desa.
Lebih dari 85% penduduk yan berusia 15 tahun ke atas sudah bebas dari buta aksara. Pada tingkat dasar dan menengah, pendidikan diberikan dalam bahasa Melayu (bahasa resmi), Inggris, dan China. Pendidikan dasar dibebaskan dari biaya. Bagi anak-anak sekolah dari daerah terpencil diberikan pondokan dan transport gratis. Perguruan tinggi pertama di negeri ini, yaitu Universitas Brunei Darussalam, didirkan pada tahun 1985.
Ekonomi
Ekonomi Brunei Darussalam bertumpu pada ekspor hasil minyak bumi. Dari ekspor per tahun, Brunei Darussalam berhasil mengumpulkan pemasukan Negara sebesar kira-kira Br$ 6,5 milyar (minyak mentah 54%, gas alam 43%, ekstrasi minyak 1,5%, dan lain-lain 1,5%). Ladang minyak terbesar terdapat di Seria dan lepas pantai Kuala Belait, Ampar dan Jerudong. Sebagian besar minyak mentah disalurkan melalui pipa ke pabrik penyulingan di Miri dan Lutong (Sarawak). Hasilnya di ekspor ke berbagai Negara, di antaranya Jepang, Thailand, Singapura, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Hasil pertanian kebanyakan digunakan untuk konsumsi dalam negeri, begitu pula hasil perikanan dan peternakan. Tanaman terutama di Brunei Darussalam adalah padi, tetapi tidak sedikit penduduk yang menanam jagung, kelapa, dan sagu. Industri belum begitu berkembang. Oleh sebab itu, barang-barang seperti tekstil, mesin-mesin pertanian, alat transportasi dan bahan-bahan pangan harus diimpor, antara lain dari Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Thailand, Australia, dan Taiwan.